JAYAPURA-Meski di masa pandemi dari periode Januari hingga November 2020, Bursa Efek Indonesia (BEI) Kantor Perwakilan Papua dan Papua Barat mencatat terjadi penambahan investor baru sebanyak 3.146 di kedua provinsi tersebut.
Kepala BEI Provinsi Papua dan Papua Barat, Kresna Aditya Payokwa memaparkan khusus investor dari kalangan millennial atau pelajar dan mahasiswa di kedua provinsi tersebut mendominasi hingga 40 persen berusia 18-25 tahun.
Selain itu, investor lainnya berusia range usia 26-30 tahun hanya 17 persen, yang berusia antara 31-40 tahun sebesar 25 persen dan range umur 41-100 tahun tercatat 18 persen.
Kresna menyebut, kenaikan jumlah investor dari kalangan millennial sebagai dampak edukasi yang dilakukan secara masif oleh BEI mulai dari tingkat perguruan tinggi hingga instansi pemerintahan dan swasta.
“Memang ada kesinambungan dari apa yang sudah kita lakukan ketika mereka masih menjadi mahasiswa dan dimanfaatkan oleh kalangan millennial ini untuk berinvestasi setelah mereka mendapatkan pekerjaan,” ucap Kresna dalam kegiatan Media Gathering yang digelar secara virtual beberapa waktu lalu.
Investor di Papua dan Papua Barat masih didominasi dari kalangan mahasiswa dengan sebanyak 4.120 investor dan 2.353 investor merupakan pegawai swasta di Papua dan 905 investor mahasiswa dan pegawai swasta di Papua Barat.
“Sisanya investor yang bekerja sebagai pegawai negeri sipil, pengusaha, ibu rumah tangga, TNI/Polri dan Guru,” papar Kresna.
“Pergeseran behaviour membuat banyak transaksi investasi dilakukan secara digital meski pihak BEI sendiri saat ini telah melakukannya selama 10 tahun (sehingga) hal ini menjadi pas dengan keadaan pandemi,” jelas Kresna soal meningkatnya investor dimasa pandemi.( Sindung)
Selain itu kata Kresna ada tiga (3) besar saham yang diminati para investor Papua yaitu finansial (keuangan), consumer goods atau perusahaan yang menghasilkan produk makanan, minuman dan lainnya serta saham property dan real estate.
Untuk investor milleneal kata Payokwa, memberikan rekomendasi saham-saham dengan nominal harga saham tidak terlalu tinggi tetapi tetap punya fundamental yang baik seperti saham transportasi dan pertambangan.
“Beberapa saham yang direkomendasikan sekuritas seperti Garuda Indonesia dan Aneka Tambang (Antam), dimana saham-saham tersebut tidak terlalu mahal,” katanya.
Soal jumlah pastinya, Kresna menambahkan bahwa saham sektor finansial tercatat sebesar 36,6 persen, consumer goods industry 9,2 persen, property dan real estate 14,2 persen.
Iapun mengakui ada satu sektor yang akan menjanjikan yaitu saham farmasi dimana menarik di minggu-minggu terakhir ini karena ditemukan vaksin tentunya akan menggerakkan ekonomi mulai dari produksi dan transportasi hingga distribusinya.(sin)