Yunus Wonda: Jangan Hanya Karena Pegang Panah dan Parang, Masyarakat Disangka TPN-OPM
JAYAPURA-Menanggapi aksi penembakan yang diduga dilakukan oleh aparat terhadap 2 warga sipil di areal mile 34, Kabupaten Mimika pada Senin (13/4) lalu. Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Papua meminta personel TNI-Polri yang ditugaskan ke Tanah Papua harus memahami karakter dan budaya Orang Asli Papua (OAP).
“Kami kutuk tindakan penembakan 2 warga sipil di Timika,” kata Yunus Wonda via selulernya, Rabu (15/4).
“Saya minta bapak Kapolda dan Pangdam berikan pemahaman ke anggotanya yang bertugas di wilayah pedalaman tentang budaya dan karakter OAP,” sambungnya.
Dikatakannya, jangan hanya karena warga memegang panah atau parang di dalam hutan, aparat menyangka kalau itu merupakan Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM).
“Ini tidak boleh terjadi. Jangan karena rambut gimbal terus dituduh sebagai TPN-OPM,” singgungnya.
Menurutnya, mengapa sampai personel TNI-Polri yang bertugas khususnya di wilayah pedalaman harus mengenal dan memahami budaya serta karakter OAP, agar kejadian penembakan terhadap warga sipil di Tanah Papua tidak terjadi terus menerus.
“Pelanggaran HAM terus terjadi di Papua. Jadi memang wajar kalau banyak sorotan dari dunia internasional tentang Papua. Itu karen kesalahan kita,” ujarnya.
Yunus pun berpesan, kepada seluruh personel TNI-Polri yang bertugas di Bumi Cenderawasih, untuk bertindak secara profesional.(nik)