JAYAPURA – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Papua Alfref F Anouw,S.IP menyarankan, pemerintah di wilayah Meepago agar segera membuat kebijakan khusus bagi pelajar dan mahasiswa supaya mereka dapat melanjutkan studi di luar Meepago atau kembali ke Meepago.
Hal itu terkait aspirasi pelajar, mahasiswa dan masyarakat dari wilayah Meepago yang meminta agar Asosisasi Bupati Meepago membuka akses transportasi baik laut maupun udara.
“Mestinya, perlu kebijakan khusus bagi para pelajar dan mahasiswa ini, jangan campur baur dengan kepentingan politik atau kepentingan lain yang pada akhirnya menghambat proses pendaftaran bagi para pelajar dan mahasiswa asal Meepago ini,” kata Alfred Anouw, Selasa (13/7).
Dikatakannya, pihaknya sudah mengecek seluruh kampus di Papua, khususunya di Kota Jayapura bahwa rata-rata pada 30 Juli 2020 sudah menutup pendaftaran penerimaan mahasiswa baru.
Untuk itu, politisi Partai Garuda ini, mendesak kepada Asosiasi Bupati Meepago untuk membuka akses khusus untuk pelajar, mahasiswa dan warga yang sakit untuk mendapatkan rujukan keluar Nabire.
Sebab, lanjut Alfred Anouw, pihaknya mendapatkan informasi bahwa sejak pemberlakukan pembatasan sosial terutama penutupan akses transportasi udara dan laut, terdapat 21 orang pasien di RSUD Nabire yang memberikan rujukan ke RSUD Jayapura.
“Namun, karena akses udara dan laut tidak dibuka, dari 21 orang pasien yang mestinya dirujuk ke RSUD Jayapura untuk mendapatkan perawatan itu, ada tujuh orang yang meninggal dunia. Untuk itu, kami mendesak kepada pemerintahan di Meepago khususnya Bupati Nabire untuk segera ambil kebijakan khusus bagi orang sakit untuk mendapatkan rujukan ke RSUD Jayapura, termasuk para pelajar dan mahasiswa yang hendak melanjutkan pendidikannya, termasuk ke luar Papua,” tuturnya.
Diungkapkannya, banyak aspirasi dari pelajar, mahasiswa dan masyarakat Meepago di Kota Jayapura yang meminta agar akses transportasi udara dan laut di Kabupaten Nabire agar dibuka. Sebab, mereka sudah beberapa bulan terjebak lockdown di Jayapura saat menghadiri wisuda anaknya.
“Kami tetap memulangkan mereka, tapi kita tahu dan patuhi protokol kesehatan untuk menyelamatkan banyak orang di wilayah Meepago. Kami tidak hanya memulangkan, tapi harus mengikuti protokol kesehatan, termasuk Pemprov Papua menyiapkan rapid test bagi masyarakat secara bebas,” jelasnya.
Bahkan, untuk transportasinya, imbuh Alfred Anouw, pihaknya juga sudah menyiapkannya. Hanya saja, pihaknya masih menunggu restu dan ijin dari Bupati Nabire.(nik)