Terkait Penembakan di Kuala Kencana
JAYAPURA-Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Pemuda Mandala Trikora Provinsi Papua, Albert Ali Kabiay meminta aparat kepolisian segera mengambil tindakan hukum terhadap Pdt. Socrates Sofyan Yoman yang menuding TNI dan Polisi sebagai pelaku penyerangan perkantoran PT.Freeport Indonesia di Kuala Kencana, Kabupaten Mimika, Papua, Senin (30/3) lalu.
Dalam penyerangan itu seorang karyawan berkewarganegaraan Selandia Baru bernama Graeme Thomas Weal (57) tewas dan dua warga Indonesia yakni Jibril MA Bahar (49) dan Ucok Simanungkalit (52) mengalami luka serius.
Kabiay menyesalkan munculnya opini baru yang dilontarkan oleh seorang pendeta ternama di Papua pasca-serangan tersebut, belum lama ini. Menyusul pernyataan Ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) Benny Wenda yang juga menuding TNI dan Polisi sebagai dalang di balik peristiwa di Kuala Kencana.
“Secara pribadi dan organisasi saya sangat menyesalkan dan menyayangkan opini-opini yang dibuat oleh bapak Pendeta Socrates Sofyan Yoman dan Benny Wenda yang mengeluarkan statemen bahwa penembakan tiga karyawan PT.Freport Indonesia di Kuala Kencana pada 30 Maret 2020 dan menewaskan salah satu warga Selandia Baru adalah rekayasa TNI dan Polri serta NKRI,” kata Albert Kabiay kepada wartawan di Kota Jayapura, Rabu (8/4).
“Saya menyatakan kepada masyarakat bahwa apa yang disampaikan oleh saudara Benny Wenda dan Pdt Socrates Yoman adalah tidak benar,” sambung Kabiay seraya menunjukkan video berisi penyerangan Kantor PT.Freeport di Kuala Kencana yang jelas-jelas dilakukan oleh sejumlah anggota TPN-OPM.
Dalam rekaman video berdurasi 1 menit 28 detik itu, tampak sejumlah Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) melakukan penyerangan secara membabi buta terhadap perkantoran PT.Freeport Indonesia.
“Sebagai seorang hamba Tuhan seharusnya bapak Socrates memberikan imbauan atau masukan yang positif kepada jemaat atau masyarakat di Papua agar tidak tergiring opini. Apalagi saat ini Indonesia dan masyarakat internasional sedang menghadapi pandemi global Virus Corona atau Covid-19,” ujarnya.
Terlebih, kata Kabiay, opini yang dilontarkan kedua tokoh tersebut sangat menyesatkan publik serta merusak nama baik institusi penegak hukum.
“Saya minta kepada aparat Kepolisian Daerah Papua untuk segera memproses hukum. Karena ini sudah menyangkut nama baik institusi negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Setiap warga negara yang baik mestinya turut bertanggungjawab menjaga keamanan dan ketertiban sebagaimana dalam Batang Tubuh UUD 1945,” pungkasnya.
Seperti diketahui, pernyataan Pdt.Socrates dan Benny Wenda terkait penyerangan di areal perkantoran PT.Freeport di Kuala Kencana malah dibantah oleh Juru Bicara OPM, Sebby Sambom.
Sebby mengatakan kedua tokoh tersebut jangan asal ngomong. Sebaliknya, Pdt Socrates dan Benny Wenda diminta harus mempertanggung jawabkan pernyataannya.
Juru Bicara OPM yang kini bermukim di Papua New Guinea ini menyatakan bahwa aksi penembakan yang menewaskan Graeme Thomas Weal dan melukai dua karyawan PT.Freeport Indonesia tersebut nyata dilakukan oleh kelompok TPN-OPM.
“Sampaikan ke Benny Wenda dan Sofyan Yoman tanggung jawab atas pernyataan mereka. Sebab, yang melakukan bukan TNI atau Polri,” tulis Sebby dalam pesan tertulisnya, Senin (6/4) lalu.
Dia mengumumkan bahwa penembakan di Kuala Kencana dilakukan oleh TPN-OPM di bawah Kombas pimpinan Gusby Waker dan Jhony Beanal.
Sebby mengklaim jika pihaknya telah meminta manajemen PT.Freeport Indonesia untuk menghentikan operasi penambangan di areal Gunung Nemangkawi.
“Kami pemilik Gunung Nemangkawi. Kami anggap bahwa PT.Freeport dan orang yang kerja di dalamnya adalah perampok yang telah mencuri hasil kekayaan alam kami,” katanya.(tambunan)