JAYAPURA-Munculnya nama Komisaris Jenderal (Komjen) Pol Boy Rafli Amar sebagai salah satu calon kandidat Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) menggantikan Jenderal Idham Azis yang akan memasuki masa pensiun akhir bulan ini, mendapat dukungan penuh dari Pemuda Adat Papua.
Ketua Umum Pemuda Adat Papua, Yan Christian Arebo mengamini Komjen Pol Boy Rafli Amar menjadi Kapolri baru. Pasalnya, Boy Rafli dipandang layak dan memenuhi kriteria menjadi pimpinan tinggi di Korps Bhayangkara.
Selain ahli di bidang reserse dan kehumasan, Boy Rafli juga pernah menjabat Kapolda Papua yang merupakan daerah rawan gangguan Kelompok Separatis Bersenjata dan gangguan keamanan bernuansa politis.
“Beliau adalah sosok yang rendah hati, humanis dan mampu merangkul berbagai kalangan. Baik di dalam kerukukan umat beragama, tokoh adat dan yang terkait keamanan selama di Papua,” ujar Arebo kepada Bintang Papua, Rabu (6/1).
Menurut Arebo, Komjen Boy Rafli adalah sosok independen dan tidak terlibat relasi politik dengan siapa pun. Sehingga, ketika diangkat menjadi Kapolri, Boy tak terbebani dalam menjalankan tugas yang diamanatkan negara.
“Bagi saya, beliau sudah berhasil selama bertugas di Papua. Beliau juga menjadi bapak bagi para pemuda dan panutan bagi masyarakat. Sangat layak pak Boy Rafli jadi Kapolri,” kata Arebo seraya meminta DPR Pusat dan Presiden Jokowi mempertimbangkan nama Boy Rafli Amar.
Seperti diketahui, sejumlah nama kandidat pengganti Kapolri Jenderal Idham Azis, beredar di publik. Antara lain Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar dan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo. Nama-nama lain adalah Wakil Kepala Polri Komisaris Jenderal Gatot Eddy Pramono dan Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri Komisaris Jenderal Agus Andrianto.
Profil Komjen Pol Boy Rafli Amar
Seperti diketahui, Boy dilantik Jokowi menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme pada 6 Mei 2020 lalu.
Boy Rafli merupakan alumni Akademi Kepolisian angkatan 1988. Putra Minangkabau ini lahir pada 25 Maret 1965. Kini usianya menginjak 55 tahun.
Seperti dikutip detik.com, ayah dua anak ini memulai karier kepolisiannya mulai pangkat inspektur dua (ipda) di Polres Jakarta Pusat. Pada 1988, Boy merupakan Pamapta Polres Metro Jakarta Pusat. Setahun kemudian, yakni 1989, dia menjabat Kanit Ranmor Sat Reskrim Polres Metro Jakart Pusat.
Pada 1990, Boy Rafli dipercaya menjadi Kanit Intel Polres Metro Jakarta Pusat. Kariernya berkembang selama di Polres Metro Jakarta Pusat, di mana pada 1992 Boy Rafli diamanahi jabatan Kaset Ops Puskodal Ops Polres Metro Jakarta Pusat.
Pada 1993, Boy Rafli menjabat Kanit Ranmor Direktorat Reserse Polda Metro Jaya. Suami Irawati ini kemudian menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) pada 1995.
Lulus PTIK, Boy Rafli dimutasi ke wilayah Indonesia Timur, tepatnya Papua, selama 5 tahun. Sejumlah posisi yang dijabatnya saat di Bumi Cenderawasih antara lain Kapuskodal Ops Polres Sorong, Wakapolres Sorong, Kasat Faops Puskodal Polda Papua dulu masih bernama Polda Irian Jaya, PGS Korspripim Polda Papua, dan Kabag Reserse Umum Direkrorat Reserse Polda Papua.
Pada 2002, Boy Rafli mengikuti pendidikan perwira menengah di Sespim Dediklat Polri. Saat itu dia ditunjuk menjadi Kasat Patroli Direktorat Samapta Polda Metro Jaya. Kariernya terus berkembang di Polda Metro Jaya hingga pada 2004 dia dua kali dirotasi ke jabatan Wakapolres Metro Jakarta Utara dan Kapolres Kepulauan Seribu.
Memasuki 2006, Boy Rafli dimutasi menjadi Kapolres Pasuruan. Tugasnya mulai bersinggungan dengan terorisme pada 2007, saat dia dijadikan Kanit Negosiasi Subden Penindak Densus 88 Antiteror Polri.
Setelah terjun ke dunia pemberantasan teroris, Boy Rafli diangkat menjadi Direktur Reserse Kriminal Polda Maluku Utara pada 2008. Di tahun yang sama, Polri kembali merotasi Boy menjadi Kapoltabes Padang.
Hanya perlu waktu setahun bagi Boy Rafli untuk akhirnya kembali ke Ibu Kota dan menyandang status pejabat utama Polda Metro Jaya. Pada 2009, dia diangkat dalam jabatan Kabid Humas Polda Metro Jaya.
Setahun kemudian yaitu 2010, Boy Rafli melanjutkan karier kejubirannya di kepolisian sebagai Kabag Penum Biro Penmas Divisi Humas Polri. Pada 2012, Boy masih dipercaya mengelola Humas Polri, dengan diangkat pada job jenderal bintang satu menjadi Karo Penmas Divisi Humas Polri.
Setelah bergelut di kehumasan, Boy Rafli mendapat promosi sebagai Kapolda Banten pada 2014. Dua tahun meninggalkan Humas Polri, Boy Rafli akhirnya kembali dengan jabatan Kadiv Humas Polri yang merupakan job bintang dua pada 2016.
Dia kembali mendapat promosi jabatan sebagai Kapolda Papua pada 2017. Setahun berlalu, tepatnya 2018, Boy Rafli dirotasi menjadi Wakil Kepala Lemdiklat Polri. Hingga akhirnya pada 1 Mei 2020, lewat surat telegram Kapolri bernomor ST/1377/V/KEP./2020, Boy Rafli kembali dipromosikan pada jabatan jenderal bintang tiga polisi yaitu Kepala BNPT.(tmb)