JAYAPURA-Kabar meninggalnya Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PAN Papua, Abock Busup tak hanya dirasakan oleh keluarga, masyarakat Yahukimo, pengurus Partai Amanat Nasional (PAN) baik tingkat DPP, DPW maupun DPC tetapi juga tokoh politik Papua yang berbeda partai.
Salah satu tokoh politik Papua yang merasa kehilangan mantan Bupati Yahukimo periode 2016-2021 adalah Ketua DPD Partai Gerindra Papua, Yanni,SH. Menurutnya, meninggalnya pimpinan PAN Papua itu begitu dirasakan pihaknya karena selama ini Gerindra dan PAN selalu berdampingan (berkoalisi) dalam mengawal tahapan demokrasi di Provinsi Papua.
“Keluarga besar Partai Gerindra merasa kehilangan sosok Abock Busup,” kata Yanni,SH didampingi Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Yahukimo, Merlis Heselo dan salah satu wakil ketua DPD Partai Gerindra Papua di rumah duka almarhum Abock Busup di Kotaraja Grand, Selasa (5/10).
Dikatakan, kepergian pimpinan PAN Papua itu secara tiba-tiba dan pihaknya pun merasa kaget waktu mendengar kabar duka tersebut.
“Cara Tuhan memanggil (umatnya,red) seperti itu. Kita tidak pernah tahu kapan akan dipanggil,” akunya.
Secara pribadi menurutnya, Abock Busup sosok pemimpin yang ramah, tidak sombong meski berbeda partai tetapi sangat bersahabat.
“Saya kenal beliau (almarhum,red) dari 2004, waktu itu ada Pilkada, saya ikut di Kabupaten Yahukimo dan beliau mendampingi dalam memilih dukungan,” kenang pimpinan Partai Gerindra Papua itu.
Sejak tahun 2004 kata Yanni, hingga 2021 telah 17 tahun persahabatan politik terjalin antara Partai Gerindra dan PAN.
“Waktu beliau maju sebagai calon Bupati Yahukimo 2021-2025, kita (Gerindra,red) juga memberikan dukungan. Beliau sangat bersahaja, rendah hati dan sangat peduli. Hal itu saya bisa melihat dari perjalanan politiknya,” ujarnya.
“Beliau merupakan sosok yang berperan penting dalam membesarkan PAN di Papua. Itu bisa dilihat dari lonjakan perolehan kursi baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten, kota di Papua,” sambungnya.
Tak sampai di situ, lanjut Yanni, kepedulian Abock Busup itu terlihat di dunia politik dan pemerintahan yang sangat baik. “(Sehingga) kepergian beliau adalah satu kehilangan putra terbaik Papua,” tegasnya.
Disinggung mengenai kepemimpinan Abock Busup sewaktu menjabat sebagai Bupati Yahukimo periode 2016-2021, kata Yanni, sangat baik.
“Saya dengar kepemimpinan beliau di Yahukimo sangat baik karena masyarakat di sana selalu memberikan respon yang begitu luar biasa. Makanya Partai Gerindra memberikan dukungan. Dan kami (Gerindra,red) memberikan dukungan kepada beliau dua kali bukan sekali,” kata Yanni saat ditanya pandangan politiknya terhadap kepemimpinan Abock Busup sewaktu menjabat sebagai bupati.
Ia menilai meskipun berbeda partai tetapi selalu bergandengan tangan untuk membangun Papua lebih baik dan maju ke depan. “Wawasan (beliau) sangat maju dan selalu bicara mengenai kepentingan Papua (sehingga) kami dua kali berikan dukungan kepada beliau sewaktu maju sebagai bupati,” katanya.
Yanni berharap pengganti Ketua DPW PAN Papua kurang lebih harus sama seperti Abock Busup. “Penggantinya kalau bisa prestasinya harus sama dengan pak Abock,” harap pimpinan partai yang dua kali berkoalisi dengan PAN dalam Pilkada Yahukimo itu.
Sebagai seorang wanita, Yanni pun berharap Ny Dessy G. Busup (istri almarhum Abock Busup) dan keluarga harus tetap tenang dan kuat dalam menghadapi ujian Tuhan ini.
“Ibu Busup harus diberikan kekuatan karena anak-anak beliau masih kecil-kecil. Jangan karena pak Abock sudah meninggal maka selesai persahabatan, tidak demikian. Kita tetap bersahabat dengan ibu dan keluarga besar PAN di Provinsi Papua,” pesannya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Yahukimo, Merlis Heselo mengatakan Abock Busup adalah sosok yang rendah hati.
“Beliau (Abock,red) adalah pemimpin yang memiliki hati terbuka dan tidak pernah membeda-bedakan suku, ras dan golongan,” aku Heselo, putra asli Yahukimo.
Heselo menilai kepemimpinan Abock Busup selama menjabat sebagai Bupati Yahukimo begitu baik dengan mampu merangkul semua suku (12 suku asli) di Yahukimo.
“Semua suku asli di Yahukimo, selama kepemimpinan beliau masuk dalam susunan pemerintahan. Masyarakat merasa kehilangan karena pelayanan beliau sangat luar biasa,” tuturnya.
Kehebatan Abock Busup menurutnya, mampu mengkaderkan orang untuk menjadi pemimpin di negerinya sendiri.
“Beliau sudah banyak kaderkan orang baik di Yahukimo maupun di seluruh Papua. Ini adalah kenangan yang luar biasa ditinggalkan,” akunya.
Meninggalnya Abock Busup kata Heselo, jangan dikonotasikan negatif, tetapi sebaliknya karena ini adalah rancangan Tuhan.
“Sebagai orang percaya, umat kristen bahwa ini adalah takdir. Kita harus jaga Kamtibmas di Yahukimo dan satu Abock pergi harus lahir seribu Abock lainnya,” pesan Heselo mengakhiri.
Sekadar diketahui pemakaman almarhum Abock Busup direncanakan dilaksanakan pada Rabu (6/10) di Sentani, Kabupaten Jayapura. Perubahan rencana pemakaman yang awalnya direncanakan pada Selasa (5/10) ditunda ke esokan harinya. Penundaan ini berdasarkan keputusan keluarga besar almarhum Abock Busup.(yud)