JAYAPURA – Seakan belum lengkap jika medali emas cabang olahraga sepak bola belum diraih oleh kontingen PON Papua 2021. Padahal cabor ini tak meraih banyak medali jika dibandingkan dengan cabor atletik sebanyak 26 keping medali emas atau pun cabang olahraga tinju dan dayung.
Tapi itulah sepak bola. Selalu menjadi pelengkap sempurna dalam ajang Pekan Olahraga Nasional (PON). Provinsi Papua sejak bernama Irian Jaya, selalu lolos dalam Pra PON sejak 1977 jaman Hengky Heipon menjadi kapten sampai kapten tim sepak bola PON Papua, Ricky Ricardo Cawor, dalam PON Papua XX Tahun 2021. Tim sepak bola Papua sudah tiga kali meraih medali emas dalam cabor sepak bola, PON Jakarta XIII. 1993, PON XVI Palembang 2004 dan PON XX Papua 2021.
Tim sepak bola putra dan putri Papua baru saja mengakhiri pesta akbar empat tahunan di Provinsi Papua dengan mengawinkan dua medali emas di penghujung Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX, Tahun 2000.
Ricky Ricardo Cawor dan kawan-kawan baru saja meraih medali emas dalam babak final sepak bola melawan Nangroe Aceh Darusalam (NAD) di Stadion Mandala, Kamis (14/10/2021) sore dengan skor 2-0.
Gol penentu kemenangan ini dicetak langung oleh kapten dan striker tim sepak bola PON Papua Ricky Ricardo Cawor. Dua gol ini membuat pemain bernomor punggung 10 itu menjadi top skor dengan torehan 11 gol.
Sebelumnya, tim sepak bola putri Papua juga memenangkan pertandingan dengan gol tunggal Liza Madjar yang membawanya pula sebagai top skor dengan empat gol. Liza Madjar dan kawan-kawan mengalahkan Jawa Barat dengan skor tipis 1-0 di Lapangan Katalpal, Merauke Senin (11/10/2021) sore.
Sedangkan di Timika, Ardiansyah Runtuboy dan kawan-kawan juga mengalahkan tim futsal, yang juga juara bertahan: Jawa Barat, dengan skor 4-2.
Ini berarti, tim sepak bola putra-putri Papua dan futsal Papua memenuhi target Pengurus Cabang [Pengcab] PSSI Provinsi Papua dengan meraih tiga medali emas dalam ajang PON Papua XX tahun 2021. Meskipun sepak bola putri dan futsal Papua sudah menorehkan medali emas, ternyata belum lengkap kalau sepak bola putra Papua belum meraih medali emas. Hal ini membuat semua pendukung dan pegila bola harus memenuhi stadion Mandala.
“Seperti kita menyaksikan Persipura di masa jayanya saat Indonesia Super League (ISL),” kata Adolf Bastian, warga Dok V Bawah, yang hendak menyaksikan pertandingan akbar Aceh lawan Papua di Stadion Mandala, Kamis (14/10/2021) sore.
Dia menambahkan, jalanan macet dan semua tempat parkir penuh, bahkan dalam stadion sudah penuh dengan supporter sepak bola Papua, sejak pagi menjelang siang.
Bagi orang Papua, lanjut dia perolehan medali PON Papua belum lengkap jika Cabor sepak bola belum meraih medali emas.
“Sebuah kebanggaan dan harga diri jika belum ada medali cari cabor sepak bola, meskipun satu medali tetapi kemenangan ini bisa memberikan hiburan di tengah pandemi covid,” katanya.
Sebenarnya, kalau dilihat tim asuhan Eduard Ivakdalam dan Gerald Pangkali ini berlangsung lama dan ujicoba terus dilakukan secara teratur dan lancar. Meski di tengah terpaan pandemi Covid-19, pelatihan tetap berjalan termasuk ujicoba, baik di Papua maupun di luar Papua: Manado Sulawesi Utara (Sulut).
Eduard Ivdakalam sudah merencanakan ujicoba ke Thailand, hanya saja terkendala pandemi Covid-19 dan kompetisi di Thailand sudah berjalan. Terpaksa, ikut turnamen Waena Cup 2020 dan juara setelah mengalahkan Boaz dan kawan-kawan dalam Persipura Legenda lewat adu finalti.
Selama ujicoba, Ricky Cawor dan kawan-kawannya mengalahkan tim Sulawesi Utara dengan skor 4-0 dan pertandingan kedua 1-0. Tim asuhan Eduard Ivakdalam ini juga telah melakukan ujicoba melawan Tim Jawa Timur di Stadion Lukas Enembe dan menang dalam dua kali laga. Artinya, sejak ujocoba sampai babak penyisihan, semifinal, final dan juara, tim sepak bola PON Papua tidak pernah kalah dan terus meraih point sempurna.
Pelatih sepak bola PON Jawa Timur, Rudy William Keltjes, sejak babak penyisihan PON Papua 2021, sudah menghindari bertemu Ricky Cawor dan kawan-kawan hingga akhirnya dikalahkan Aceh dengan skor 2-1 di bawah asuhan pelatih Fachri Husaini.
Pelatih Aceh, Fachry Husaini, yang berusaha bermain bertahan dan mengandalkan serangan balik cepat sejak babak enam besar dan final melawan tim PON Papua.
“Saya kira Aceh defend-nya mungkin lebih kuat daripada Kaltim,” kata Eduard Ivakdalam setelah laga melawan Kalimantan Timur di Stadion Mandala. Ternyata taktik dan strategi pelatih Aceh ini tak mampu membendung kejayaan Cawor dan kawan-kawan hingga bertekuk lutut di depan supporter sepak bola PON Papua.
Tak heran kalau pelatih tim PON Papua, Eduard Ivakdalam, berani sesumbar kalau anak asuhnya bisa meraih medali emas dan juara sepak bola PON Papua XX, 2021.
Sepak bola PON Papua pada 2016 lalu di Jawa Barat hanya meraih medali perak setelah mengalahkan Sumatera Selatan dengan skor 1-0. Begitupula di PON 2012 Riau yang diperkuat Nelson Alom dan Johanes Nabar.
Sebelumnya Boaz dan kawan-kawan juara bersama dengan tim PON Jawa Timur yang diperkuat Budi Sudarsono dan kawan-kawan pada PON 2004. Sedangkan PON 2008, Titus Bonay dan kawan kawan kalah di PON Kaltim dengan meraih medali perak. Tim sepak bola PON Papua sudah tiga kali meraih medali emas selama PON pertama di Jakarta PON 1993. Saat itu, tim Irian Jaya menang atas Aceh dengan skor 6-3 di mana David Saidui menjadi top skore dengan torehan sembilan gol
Medali emas kedua, saat melawan Jawa Timur di PON Sumsel 2004 berakhir dengan juara kembar Papua dan Jawa Timur dengan Boaz tercatat sebagai top skore dengan torehan 10 gol. Gelar medali emas ketiga pada PON XX 2021, medali emas diraih oleh Ricky Cawor dan kawan- kawan setelah mengalahkan Nangroe Aceh Darusalam (NAD) dalam derby dua provinsi Otsus dengan skor 2-0. Kapten PON Papua 2021, Ricky Cawor tercatat sebagai pencetak gol terbanyak dengan mengoleksi 11 gol.
Meski tim PON Papua telah melebihi target menempati urutan ke IV dengan medali emas sebanyak 93 mencapai 99 emas, 66 perak dan 102 perunggu, tanpa juara dan meraih medali emas di cabor sepak bola seakan belum sempurna.
Tanpa medali emas sepak bola, sebuah olahraga kebanggaan dan harga diri orang Papua sama dengan klub berjuluk Mutiara Hitam. Bagi Eduard Ivakdalam, ke depan Ricky Cawor dan kawan-kawan sangat pantas masuk dan berlaga di klub-klub Liga 1 termasuk Persipura tentunya. (Humas PB PON XX Papua/nk)