JAYAPURA–Mahasiswa dari wilayah adat Meepago yang ada di Kota Jayapura kembali mendatangi DPR Papua, Senin (13/7). Kedatangan mahasiswa itu untuk meminta agar Asosiasi Bupati Meepago membuka akses transportasi udara dan laut di Kabupaten Nabire.
Koordinator Lapangan Mahasiswa Meepago, Yulius Takimai mengatakan pihaknya menindaklanjuti demo beberapa hari lalu, untuk mendesak agar Asosiasi Bupati Meepago membuka akses penerbangan dan pelayaran.
“Kami meminta DPR Papua untuk mendesak Asosiasi Bupati Meepago untuk membuka akses transportasi udara dan laut di Nabire,” pintanya.
Dikatakannya, ada ratusan warga Meepago yang ter-lockdown di Kota Jayapura sejak adanya pandemi Covid-19 atau yang harus segera dipulangkan.
Selain itu lanjut Yulius, lulusan SMA/SMK yang akan mendaftar atau melanjutkan ke perguruan tinggi di Kota Jayapura atau luar Nabire.
“Termasuk melanjutkan pendidikan di Meepago untuk segera dipulangkan, termasuk orang tua yang terkena lockdown di Kota Jayapura agar dipulangkan,” ujarnya.
Menurutnya, pihaknya sudah menindaklanjuti aspirasi yang disampaikan ke DPR Papua, namun kendalanya adalah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Nabire yang belum membuka akses transportasi udara dan laut, karena Nabire merupakan pintu masuk ke Kabupaten Deiyai, Dogiyai, Paniai hingga Intan Jaya.
“Kami harap Pemkab Nabire buka akses penerbangan dan pelabuhan, namun tetap memperhatikan protokol kesehatan. Maka dari itu, bagaimana cara menyelamatkan adik-adik kita yang mau melanjutkan pendidikannya maupun orang tua yang waktu itu datang menghadiri wisuda di Jayapura, namun tidak bisa pulang (hingga) sekarang,” imbuhnya.
Menanggapi aspirasi itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR Papua, Thomas Sondegau,ST mengakui pihaknya sudah berkoordinasi dengan para bupati di wilayah Meepago untuk membuka akses transportasi udara dan pelabuhan.
“Mereka setuju untuk membuka akses itu, hanya saja untuk Kabupaten Nabire masalah kapal, ini memang mereka sudah komunikasi petugas di pelabuhan, namun memang sementara mereka tidak bisa terima, (sehingga) mereka hanya buka akses penerbangan Wings Air seminggu dua kali,” jelas Thomas Sondegau, usai pertemuan.
Pihaknya akan terus berkomunikasi agar maskapai Garuda Indonesia bisa beroperasi dari dan ke Nabire, sehingga mahasiswa dan masyarakat bisa kembali atau keluar ke Nabire, termasuk ke Deiyai, Dogiyai, Paniai dan Intan Jaya.
Untuk itu, pihaknya berharap Dinas Perhubungan Provinsi Papua dan Dinas Perhubungan Kabupaten Nabire supaya buka akses penerbangan maupun kapal agar dapat masuk ke Nabire.
“Kami juga hargai apa yang diputuskan Asosiasi Bupati Meepago, karena ini untuk menyelamatkan banyak orang. Kita tidak bisa katakan, ini kepentingan politik dan lainnya, tapi ini untuk keselamataan orang banyak,” ujarnya.
Thomas Sondegau mengakui jika DPR Papua akan mendorong agar masyarakat dari Meepago yang ada di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura untuk mengikuti rapid test secara gratis.
Sebab, banyak warga Meepago yang terjebak lockdown ketika menghadiri wisuda anaknya di Kota Jayapura, sehingga tinggal di Jayapura hampir 6 bulan.
“Kami berterima kasih kepada Pemprov Papua, masyarakat Saireri sudah dipulangkan. Sekarang saatnya harus membantu melihat mahasiswa dan masyarakat Meepago di Jayapura untuk kembali ke daerah asalnya,” ucapnya.
Thomas Sondegau meminta agar Pelabuhan Nabire dibuka sehingga masyarakat dapat pulang dengan menggunakan kapal laut, namun tetap memperhatikan protokol kesehatan. “Ya, kami harap diberi kelonggaran agar masyarakat bisa pulang,” imbuhnya.(nik)