790 Warga Mengungsi
JAYAPURA-Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) atau KKB seperti tidak puas-puasnya mengganggu Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) di area tambang PT. Freeport Indonesia beberapa pekan terakhir.
Informasi yang diperoleh Bintang Papua dari kepolisian, sebanyak 790 warga harus mengungsi ke Mapolsek Tembagapura, Kabupaten Mimika karena diteror TPN-OPM sejak Jumat (6/3).
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Mustofa Kamal mengatakan, mengungsinya ratusan warga tersebut akibat kekejaman TPN-OPM terhadap warga setempat. Hak dan rasa aman warga direnggut dengan todongan senjata.
Sebagaimana laporan Kapolsek Tembagapura AKP Hermanto, kata Kamal, pengungsian diketahui pada pukul 05.00 WIT. Dimana 30 warga bergerak melintasi jalur Kampung Utikini menuju Mapolsek Tembagapura. Mereka meminta perlindungan dari kepolisian.
“Dari keterangan warga, alasan mereka mengungsi dikarenakan suasana di Kampung sudah tidak nyaman, terkait adanya KKB yang sudah menempati dan mengganggu warga Kampung. Bahkan meminta makanan dengan paksaan dan menodongkan senjata,” beber Kamal dalam keterangan tertulisnya yang diterima Bintang Papua, Sabtu (7/3).
Data kepolisian, total 790 pengungsi ini terdiri dari 100 anak-anak, 370 perempuan dan 320 laki-laki. Mereka berasal dari Kampung Longsoran, Kampung Batu Besar, dan Kampung Kimbeli. Diperkirakan, pengungsian dari Kampung Banti akan berlanjut pada Minggu (8/3).
“Setelah memverivikasi setiap warga dengan mendata tanda pengenal, selanjutnya hasil koordinasi dengan CLO PT Freeport Indonesia disiapkan sebanyak 13 Bus PT Freeport yang akan digunakan untuk masyarakat ke Timika,” lapor Kapolsek Tembagapura.
Ratusan pengungsi ini nantinya akan diantar menggunakan kendaraan menuju rumah kerabat dan kediaman masing-masing yang ada di Kota Timika. Seperti SP5, SP 12, Kwamki Narama dan daerah lainnya. Sembari menunggu bus, para pengungsi dibekali makanan dan minuman.
Salah satu tokoh Pemuda Wa Banti, Agus Beanal mengucapkan terima kasih atas kesigapan pihak kepolisian serta TNI yang membantu mengevakuasi warga. Ia menyebut, aparat keamanan mulai mengevakuasi ratusan pengungsi sejak dini hari.
“Sekali lagi kami ucapkan terima kasih banyak karena di kampung kami takut dan tidak aman bagi anak-anak,” ucapnya.
Sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) atau KKB kembali melancarkan aksinya. Mereka menembaki mobil patroli Polsek Tembagapura di daerah Utikini, Kabupaten Mimika, Senin (2/3) lalu.
Tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun seorang anggota polisi mengalami luka akibat terkena seprihan kaca. Selain itu, kaca depan dan bodi mobil Landrover yang diserang itu dilaporkan ringsek akibat ditembus peluru.
Bahkan pada Jumat (28/3) lalu, Bharada Doni Priyanto anggota Brimob Kelapa Dua Depok yang ditugaskan ke Papua dinyatakan gugur dalam kontak tembak dengan TPN-OPM di Kali Kabur, Arwanop, Timika. Kontak tembak berlangsung selama tiga jam.
Kapolda Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw mengatakan, aktor dibalik peristiwa tersebut tak lain adalah trio gembong KKB yang beroperasi di wilayah Timika, yakni Joni Botak, Guspi Waker, dan Nau Waker Cs.
Juru Bicara TPN-OPM Sebby Sambom menyatakan bertanggungjawab atas seluruh rangkaian peristiwa penembakan yang terjadi di Timika. Ia mengegaskan, perang melawan aparat keamanan Indonesia akan tetap berlanjut demi kemerdekaan bangsa dan tanah Papua. (tambunan/yud)