BerandaHukrimKonflik di Holtekamp, 3 Orang Kritis

Konflik di Holtekamp, 3 Orang Kritis

JAYAPURA-Pertikaian antara warga Kampung Nafri dan Kampung Enggros akibat rebutan lahan di Kawasan Holtekamp, Distrik Jayapura Selatan, Kamis (10/9) sore berbuntut jatuhnya korban.

Tujuh (7) warga dari kedua belah pihak dilaporkan mengalami luka akibat terkena sabetan parang. Tiga (3) di antaranya kritis dan saat ini dirawat di rumah sakit terdekat.

Pengguna akses jalan dari Kota Jayapura menuju Distrik Muara Tami yang dihubungkan Jembatan Youtefa sempat terganggu dan tak bisa lewat. Sebab, kedua kelompok warga saling serang hingga memasuki koridor jalan.

Situasi sempat mencekam akibat pertikaian hingga adanya pembakaran. Beruntung, aparat gabungan polisi dan TNI cepat datang melerai kedua belah pihak.

Dari pantauan Bintang Papua, arus lalu lintas lumpuh total dari dua arah baik yang mau menuju ke Koya maupun arah sebaliknya sejak pukul 16.00 WIT.

Barulah, 5 jam kemudian yakni pukul 21.00 WIT arus lalu lintas kembali normal setelah masyarakat mendesak menerobos barisan polisi dan TNI yang berjaga-berjaga di lokasi kejadian karena telah lelah menunggu begitu lama tetapi belum ada titik terang untuk kapan jalan dapat digunakan karena masih ada kelompok masyarakat yang sejak sore duduk di jalan.

Terlihat, aparat kepolisian dan TNI berusaha menghentikan masyarakat yang sejak sore menunggu dengan kendaraan baik mobil maupun motor, namun tidak bisa menghentikan masyarakat yang ingin segera pulang ke rumah masing-masing.

Akhirnya, dengan desakan masyarakat yang begitu banyak untuk dapat melewati jalan tersebut, ditambah dengan hujan, negosiasi dari aparat keamanan maka kelompok masyarakat yang sejak sore duduk di jalan akhirnya bersedia pindah ke pinggir untuk membuka akses jalan sehingga arus lalu lintas kembali seperti biasa.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw didampingi Kapolresta Jayapura Kota AKBP Gustav Urbinas tiba di lokasi kejadian dan mengumpulkan kedua belah pihak bertikai. Mereka mencoba menenangkan amarah warga.

Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw saat menenangkan kedua kelompok kampung bertikai. (Istimewa)

Waterpauw menyebut pertikaian hingga berujung korban luka dipicu oleh perebutan batas lahan. Kedua warga kampung tersebut bersikeras mengkalim batas tanah adat, hingga menimbulkan kesalahpahaman.
“Satu pihak memasang patok batas lahan, setelah itu pihak lain mencabut patok itu. Inilah awal mulanya (hingga) terjadi kesalahpahaman dan baku pukul, disusul saling serang menggunakan senjata tajam serta panah,” ungkap Kapolda kepada sejumlah wartawan di lokasi kejadian, Kamis (10/9) malam.
Menurut Waterpauw, masih ada persoalan tanah adat di luar lahan yang berseteru, sepanjang jalan Holtekamp. Karenanya, pihaknya akan memanggil para tokoh adat untuk menyelesaikan sejumlah masalah pasca pembangunan Jembatan Youtefa.

“Memang kasus ini spesifik karena beberapa kampung dan suku yang bermukim di wilayah ini saling klaim,” kata Waterpauw seraya menjelaskan dua mobil rusak parah akibat pertikaian itu.
Pasca-konflik, aktivitas pengguna jalan raya sepanjang Holtekamp kembali lancar, Kamis malam. Namun, aparat gabungan masih berjaga-jaga di sejumlah titik untuk mengantisipasi adanya aksi susulan.(tambunan)

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer

Komentar Terbaru

error: Content is protected !!