JAYAPURA-Setelah mengundang keluarga dari Hanafi Retob korban laka tunggal di depan Bank Indonesia beberapa waktu lalu. Kini gilira enam rumah sakit yang diundang audiensi di ruang Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Papua, Kamis (25/6).
Namun, dari enam rumah sakit yang diundang hanya lima rumah sakit yang datang yakni, RSUD Jayapura, RSU Abepura, RS Provita, RS Marten Indey dan RS Dian Harapan. Sedangkan RS Bhayangkara tidak datang.
Sekretaris Komisi V DPR Papua, Fauzun Nihaya,S.Hi,MH mengatakan ada kelalaian dalam penanganan awal terhadap korban laka tunggal yang terjadi di depan Bank Indonesia, Hanafi Retob.
“Tapi pada dasarnya kalau dikatakan puas, ya sedikit puaslah. Artinya pihak terkait sudah melakukan klarifikasi beberapa hal,” kata Fauzun Nihaya saat ditemui awak media usai memimpin rapat tersebut.
Ditegaskannya, kejadian yang menimpa almarhum Hanafi Retob, tidak boleh terulang kembali.
“Jadi cukup dua korban saja yakni Ibu Selly (almarhuma) dan Bapak Hanafi Retob (almarhum),” ujar politisi NasDem ini.
Selain itu, lanjut Fauzun Nihaya, pihaknya juga menilai manajemen di rumah sakit juga kurang baik. “Dari tingkatan atas sampai paling bawah,” mirisnya.
Ketika disinggung mengenai Covid-19 yang menjadi alasan rumah sakit tidak melayani korban laka tunggal Hanafi Retob, menurutnya masuk akal. Karena mungkin rumah sakit takut korban tertular Covid-19 atau sebagainya.
Kendati demikian sambung Fauzun Nihaya, rumah sakit harus memiliki alternatif seperti melakukan penanganan awal.
“Jadi hampir semua klarifikasi yang kami dengar itu tidak optimal,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, sebelum meninggal dunia almarhum Hanafi Rettob dikabarkan mendapat penolakan dari lima rumah sakit yang ada di Kota Jayapura. Hanya RS Dian Harapan saja yang menerima dan memberikan penanganan terhadap almarhum Hanafi Retob yang merupakan korban laka tunggal di depan Bank Indonesia beberapa waktu lalu.(nik)