JAYAPURA-Kementerian Desa mendorong Gabungan Wirausaha Muda Papua (Garap) berinovasi dalam menciptakan nilai lebih dari pengelolaan komoditas sektor pertanian dan kelautan di Bumi Cenderawasih. Namun, tetap berpatokan pada program Ekonomi Hijau yang diyakini mampu menyelaraskan ekonomi dan kelestarian alam.
Hal ini disampaikan Direktur Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Direktorat Jenderal PDT Kementerian Desa, Dwi Rudi Hartoyo usai diskusi dengan pihak terkait di Kota Jayapura, Rabu (2/12).
“Dari satu pemuda, jika kita tambahkan lebih banyak pemuda, energinya akan sangat luar biasa,” ujar Hartoyo di Kantor Garap, bilangan Kotaraja.
Hartoyo berharap Garap ke depan mampu menjadi lokomotive bagi para pemuda di Papua dan Papua Barat dalam menumbuhkan minat berwira usaha, terlebih menciptakan produk unggulan di daerah masing-masing. Misalnya, mengelola industri kopi berskala kecil, namun tetap menjaga kualitas dan kemasan menarik.
“(Produk) yang dihasilkan teman-teman Garap saat ini bukan lagi pada level on farm, namun sudah sampai pada tahap produksi. Ke depan, bagaimana kita sama-sama menciptakan market pasar untuk mendorong kegiatan usaha ini,” kata Hartoyo.
Ia melanjutkan, Kementerian Desa bersama Garap akan mendorong pangsa pasar setiap produk yang dihasilkan para mitra program Ekonomi Hijau Papua di tingkat lokal. Selanjutnya, expansi ke provinsi di luar Papua.
Dewan Pembina Garap, Aloysius Jufuay menyambut baik masukan dari Kementerian Desa. Ia memaparkan visi dan misi Garap serta berbagai upaya yang telah dilakukan selama ini dalam menumbuhkan minat pemuda asli Papua berwira usaha.
“Bantuan program pertumbuhan Ekonomi Hijau Papua telah diberikan kepada Garap sejak 2017. Namun kami berharap agar program terus ada untuk melahirkan banyak wirausaha muda baru,” ujar Jufuay.
Dalam kunjungan kerjanya, Hartoyo menyempatkan singgah ke Highland Roastery, rumah produksi kopi milik Yafeth Wetipo di Kampung Yoka Waena, Distrik Heram.
Hartoyo didampingi oleh Roni Misikmbo selaku Sekretaris Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung dan Orang Asli Papua (OAP) Provinsi Papua, serta Team Leader Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau Papua, Anthony Torrens.
Highland Roastery sendiri merupakan mitra program pertumbuhan Ekonomi Hijau Papua. Ini merupakan tempat bagi para pemuda Papua untuk belajar menjadi seorang barista.
Pantauan Bintang Papua, Hartoyo kagum melihat interior dan display peralatan di rumah kopi milik Yafet. Ia pun memberikan apresiasi kepada Yafet, setelah mendengarkan sejarah singkat perjuangannya banting setir memulai usaha tersebut sejak September 2020 lalu.
*Ekonomi Hijau
Untuk diketahui, Ekonomi Hijau Papua adalah program kerja sama antara Pemerintah Inggris dan Indonesia yang dilaksanakan di bawah Unit Perubahan Iklim Inggris (UKCCU) dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Ini merupakan program lima tahun yang telah dimulai sejak 1 Oktober 2017.
Program ini dijalankan dengan pendekatan hulu-hilir melalui kemitraan sektor publik dan sektor swasta. Tujuannya, memberikan dukungan teknis bagi petani kecil, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Provinsi Papua dan Papua Barat.
Para mitra didukung dalam pengelolaan beberapa komoditas utama yaitu kopi, kakao, pala rumput laut, dan VCO (Virgin Coconut Oil). Selain itu, anak muda Papua didampingi belajar menjadi pengusaha tangguh dengan menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan. Bahkan, dukungan juga diberikan kepada pemerintah Papua dan Papua Barat dalam membangun ekonomi lokal berbasis investasi hijau.(tmb)