DEKAI-Kepala Pustu (Puskesmas Pembantu) Distrik Hogio Kabupaten Yahukimo dinilai tidak bekerja maksimal dalam menjalankan pelayanan kesehatan kepada masyarakat setempat.Hal tersebut disampaikan Beri Enggalim kepada bintangpapua.online di Dekai Kamis,(27/08).
Beri mengakui, sejak dilantik tahun 2015 sampai dengan tahun 2020 Kepala Pustu Distrik Hogio tidak ada di tempat tugas, dan tidak pernah melaksanakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat Distrik Hogio.
” Tahun 2015 sampai sekarang tidak pernah turun ke Hogio. Kalau masyarakat sakit biasa beli obat di Puskesmas Pasema dan Pustu Paima, Elibuga, Singage dengan jumlah harga obat Rp. 200 ribu sampai dengan Rp. 500 ribu,” ungkapnya.
Beri menyebutkan, akibat tidak ada pelayanan kesehatan yang baik kepada masyarakat Hogio, jumlah masyarakat yang meninggal dunia sebanyak dua belas orang masing-masing usia balita tiga jiwa, bayi lima jiwa, dan dewasa empat jiwa.
” Dibawah (Distrik Hogio) itu rumput di gedung Pustu naik tinggi baru dari tahun 2015 sampai 2020 Pustu masih tutup,” katanya.
Beri Enggalim juga mengakui, bahwa ketersediaan stok obat di Pustu Hogio juga telah habis, dan masyarakat setempat bertahan hidup hanya karena lindungan Tuhan yang maha kuasa. Sehingga ia berharap kepada pemerintah daerah, agar dapat melihat kondisi pelayanan kesehatan yang tidak berjalan baik di Hogio dan beberapa tempat lainnya di pedalaman.
Yuni Selak salah satu warga masyarakat Distrik Hogio mengakui, karena tidak ada tenaga kesehatan dan stok obat-obatan maka dirinya membeli obat-obatan di Pustu Paima yang harganya hingga Rp. 2 juta.
” Waktu itu tahun 2016, saya jalan kaki dari Hogio ke Paima beli obat harganya Rp. 2 juta,” katanya.
Selak meminta kepada pemerintah daerah, agar segera atasi pelayanan kesehatan di distrik Hogio yang selama kurang lebih enam tahun tidak berjalan baik. Agar masyarakat setempat mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik.
Yoram Menegey, menilai dalam enam tahun masyarakat Distrik Hogio tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Sehingga ia meminta kepada pemerintah daerah agar dapat melihat kondisi kesehatan masyarakat setempat. Sebab menurutnya, enam tahun bukanlah waktu yang sedikit.
” Enam bulan saja orang bilang lama, ini enam tahun. Pemerintah daerah harus atasi masalah ini, ini masalah serius yang korban ini nyawa manusia bukan binatang,” harapnya dengan muka kesal.
Dari pantauan bintangpapua.online pada 11 November 2019 lalu di Distrik Hogio pelayanan kesehatan memang tidak berjalan,baik bahkan tenaga kesehatan pun tidak ada di tempat dan gedung Pustu yang dibangun dari papan sudah mulai lapuk dan rumput menutupi seluruh gedung tersebut (Ruland Kabak)