BerandaHukrimIntan Jaya Semakin Memanas, Pengungsi Bertambah

Intan Jaya Semakin Memanas, Pengungsi Bertambah

Keuskupan Timika: Masyarakat Bilogai Kesulitan Makanan

JAYAPURA-Situasi keamanan di sekitar Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua dilaporkan semakin memanas. Hal ini menyusul kontak senjata antara TNI-polisi dengan Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) atau Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di wilayah itu, sejak 7 Februari 2020 lalu.

Demikian disampaikan Administrator Diosesan Keuskupan Timika, Marthen Kuayo Pr saat dihubungi dari Jayapura, Selasa (16/2) sore. Pelayanan rohani di Paroki Bilogai masuk dalam Keuskupan Timika.

“Akibat eskalasi itu, masyarakat mengalami ketakutan disebabkan ada kecurigaan dari kedua pihak terhadap masyarakat,” kata Marthen lewat gawainya.

Ia menyebut sekitar 1.000 warga yang terdiri dari tiga kampung memilih meninggalkan rumah masing-masing dan mencari perlindungan ke gereja atau Pastoran sebagai tempat yang dianggap aman.

“Ada sekitar 1.000 warga diungsikan ke Paroki Santo Misael Bilogai, pasca-penembakan anggota TNI, kemarin. Dari Kampung Mamba ada 400 orang,” ujar Marthen.

Ia menjelaskan diungsikannya masyarakat karena mengalami posisi dilema. Mereka hanya bisa bertahan di rumah, serta kesulitan mencari bahan makanan ke kebun akibat ancaman yang dihadapi. 

“Meski pun tinggal di rumah masing-masing, mereka kesulitan makanan. Sebab jalur Dogabu (sebagai) akses ke kebun dikuasai oleh TPN-OPM, sementara jalur ke Wabu dikuasai oleh militer,” ujarnya.

Marthen mengatakan jika para pengungsi di Paroki Santo Misael Bilogai sangat membutuhkan cadangan makanan. Ia juga meminta kepada pemerintah agar membuka akses jaringan telekomunikasi ke wilayah Intan Jaya. Sebab, komunikasi sangat sulit dilakukan sejak Senin (15/2) kemarin. 

“Kami kontak dari keuskupan dan beberapa teman yang punya hubungan keluarga di Bilogai sangat susah, sejak kemarin,” ujarnya.

Diketahui, Prada Ginanjar Arianda (22) anggota Yonif R 400/BR asal Satuan Yonif 406 Brigif 4 di bawah Kodam IV/Diponegoro gugur ditembak anggota KKSB (TPN-OPM) di Kampung Mamba, Distrik Sugapa, Senin (15/2) pagi, kemarin.

Asisten Operasi Kogabwilhan III, Brigjen TNI Suswatyo saat dihubungi dari Jayapura Senin (15/2) sore menjelaskam Prada Ginanjar meninggal setelah mengalami luka tembak di bagian pinggang tembus perut. Korban meninggal di dalam heli saat proses evakuasi ke Timika.

Anggota Komisi I DPR RI, Yan Permenas Mandenas. (Istimewa)
*DPR RI Dorong Pemerintah dan Aparat Hentikan Teror KKB
Secara terpisah, Anggota Komisi I DPR RI, Fraksi Gerindra, Dapil Papua, Yan Permenas Mandenas mendorong aparat keamanan berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menghentikan aksi teror kelompok bersenjata di Intan Jaya.

“Negara tidak boleh kalah dengan kelompok kriminal. Apalagi bukan hanya aparat penegak hukum yang menjadi korban, bahkan masyarakat serta perekonomian tak bisa berjalan baik di daerah tersebut,” ujar Mandenas dalam keterangan tertulis yang diterima Bintang Papua, Senin (15/2) malam.

Dari pantauan dan laporan sumber yang diterimanya, aksi teror KKB sudah memasuki kawasan Distrik Sugapa yang merupakan ibu kota Kabupaten Intan Jaya. Bahkan KKB diduga telah berhasil merekrut masyarakat setempat.

Menurut Mandenas, apabila hal ini terus terjadi, bisa berdampak luas bagi keamanan masyarakat yang berada di wilayah itu.

“Harus duduk bersama antara TNI, Polri dan Pemerintah untuk menyusun strategi agar teror ini tidak berkelanjutan. Disamping itu, kita bisa menyelesaikannya tanpa harus melalui jalur pertumpahan darah. Kita harapkan tidak ada lagi masyarakat maupun aparat penegak hukum di sana jadi korban,” ujarnya.


*Teror di Intan Jaya Terkait Pilkada 2017

Sementara itu, Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw mengungkapkan teror KKB (TPN-OPM) yang terjadi di Intan Jaya merupakan akumulasi kekecewaan sekelompok masyarakat sejak pelaksanaan Pilkada 2017 lalu.

“Saya lihat mereka (Pemkab) terkendala. Intan Jaya itu kemungkinan besar ada rentetannya dengan Pilkada, karena ada amarah kekecewaan yang memang tersimpan di dalam sanubari masyarakat. Saya paham itu,” ujar Paulus kepada wartawan di Jayapura, Senin (15/2) malam.

Indikatornya, serangkaian aksi kekerasan dari kelompok masyarakat tertentu yang melakukan pembakaran terhadap beberapa fasilitas pemerintahan. Mereka juga sempat menduduki Bandara Bilogai saat proses Pilkada Intan Jaya, 2017 lalu.

“Tapi (itu) sudah berlalu, saya pikir pemerintahan yang sekarang sedang mencoba merangkul mereka-mereka yang jadi saingan saat Pilkada. Mungkin ada bagian yang belum (sehingga) kelompok ini terus memunculkan amarah-amarah itu,” katanya.(tmb)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer

Komentar Terbaru

error: Content is protected !!