JAYAPURA-Pemuda Mandala Trikora Papua mendukung aparat gabungan TNI-Polri menindak tegas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) atau TPN-OPM, menyusul serangkaian teror yang merenggut nyawa dua orang guru dan seorang tukang ojek serta seorang siswa SMA di Kabupaten Puncak, belum lama ini.
Dukungan ini disampaikan langsung oleh Ketua Pemuda Mandala Trikora Provinsi Papua, Albert Ali Kabiay di Jayapura, Sabtu (24/4).
“Tindakan KKB telah melanggar hak asasi manusia (HAM) dan sangat menghambat upaya pemerintah dalam membangun Kabupaten Puncak,” ujar Kabiay.
Ia menilai teror yang dilakukan KKB di Distrik Beoga dan Ilaga adalah peristiwa keji dan tak berperikemanusiaan. Selain menembak mati dua guru, seorang tukang ojek dan seorang pelajar, KKB juga membumihanguskan gedung sekolah, rumah warga, lalu membakar sebuah helikopter komersial.
“Bahkan gadis- gadis desa di Beoga diperkosa KKB. Kami mengutuk aksi keji yang dilakukan oleh KKB terhadap warga sipil di Kabupaten Puncak” tegasnya.
Sebagai pemuda asli Papua, Kabiay menilai langkah pemulihan keamanan yang dilakukan TNI-Polri di Kabupaten Puncak sudah sangat baik. Aktivitas masyarakat di Beoga dan Ilaga kini sudah kembali normal. Aparat keamanan juga masih berada di Beoga untuk menjamin keamanan bagi masyarakat dari gangguan KKB.
“Kami mendukung TNI-Polri untuk melakukan penindakan dan penegakan hukum kepada KKB di Kabupaten Puncak,” Kabiay menegaskan.
Aksi keji KKB yang berlangsung selama dua pekan terakhir di Kabupaten Puncak, telah merenggut empat (4)Â nyawa warga sipil. KKB juga telah membakar gedung sekolah dan sebuah helikopter.
Oktavianus Rayo, guru SD Inpres Beoga tewas ditembak saat menjaga kios di rumahnya pada Kamis (8/4) lalu sekira pukul 09.30 WIT. Oktovianus tewas setelah menderita dua luka tembak di rusuk kanan.
 Besoknya, Jumat (9/4), Yonathan yang juga rekan seprofesi Okto tewas ditembak saat mencari terpal untuk membubgkus jenazah Okto. Yonathan sendiri sempat dilarikan warga ke Puskesmas Beoga, namun nyawanya tak tertolong.
Pada Minggu (11/4) malam, KKB kembali membakar sembilan ruangan sekolah SMPN 1 Beoga yang satu lokasi dengan SMAN 1 Beoga dan SD Inpres Beoga, Kabupaten Puncak. Jumlah itu terdiri dari enam ruangan kelas, satu ruang laboratorium, satu ruangan perpustakaan dan sebuah gudang.
Di saat yang sama, mereka juga membakar satu unit helikopter miilik PT Ersa Eastern Aviation di Bandar Udara Aminggaru, Disrik Ilaga. Teror sepekan membuat penerbangan menuju Distrik Beoga terhenti. Akibatnya, pengiriman stok bahan makanan ke distrik ini terhenti. Hingga kini situasi keamanan di Puncak masih mencekam.
Terakhir, KKB dilaporkan menembak mati seorang tukang ojek di Kampung Eromaga, Kabupaten Puncak, sekira pukul 13.59 WIT.
Udin (42), tukang ojek asal Bugis yang beralamat di Komplek Pasar Ilaga, tewas di tempat. Peluru menerjang bagian samping kanan kepala tembus pipi kanan, dan luka tembak bagian dada kanan tembus pinggang sebelah kirinya.
Terakhir, Ali Mom seorang pelajar SMA di Distrik Ilaga tewas ditembak KKB pada Kamis (15/4) lalu, sekira pukul 20.00 WIT. KKB menuduh seluruh korban tersebut sebagai mata-mata aparat keamanan. Bahkan, guru dan tukang ojek dituding anggota TNI yang menyamar.(tmb)