JAYAPURA-Kepala Dinas Pendidikan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua, Christian Sohilait,ST,M.Si mengharapkan seluruh guru di Papua wajib menguasai Information Technology (IT) di tengah pandemi Covid-19 (virus Corona).
“Pertama kita harus tahu bahwa kita sedang menghadapi virus Corona, maka semua guru dituntut untuk menguasai satu hal selain penguasaan yang lain yang sudah dilakukan yaitu penguasaan IT,” harap mantan Sekda Lanny Jaya itu kepada wartawan di sela-sela kegiatan in house training tenaga kependidikan, Rabu (26/8).
Oleh karena itu, kegiatan in house training ini akan sangat membantu guru-guru untuk meningkatkan kapasitas mereka.
“Mereka kan bisa mengukur kemampuan masing–masing dan kami berharap dalam pertemuan ini, mereka juga bisa menyampaikan hasil evaluasi terkait apa saja kendala atau kesulitan yang dialami,“ terangnya.
“Supaya ketika sekolah aktif kembali (proses,red) belajar-mengajar, hal-hal yang berkaitan dengan IT mereka sudah kuasai. Kalau pun masih diperpanjang karena Kota Jayapura belum mengizinkan untuk dibuka, mereka bisa hadapi masalah itu,” sambungnya.
Sementara itu, Kepala SMA Gabungan, Sandra Grace Titihalawa menjelaskan bahwa SMA Gabungan melaksanakan in house training khusus bagi tenaga kependidikan atau tata usaha.
“IT ini berfokus kepada cara pengelolaan sistem informasi manajemen sekolah yang sudah dibuat aplikasinya,” jelas Sandra.
Dan tujuan aplikasi ini kata Sandra, agar semua informasi terbuka kepada masyarakat, sehingga orang tua termasuk siswa bisa mengakses secara luas untuk mendapat informasi mengenai sarana prasarana sekolah, pembayaran SPP dan lainnya.
Ketua Yayasan Pendidikan Gabungan, Mathias Wiran menyampaikan bahwa membangun pendidikan saat ini harus berbasis data. Menurutnya, data itu baru bisa lengkap dan ada, kalau tenaga kependidikan ini bekerja dengan sungguh-sungguh.
“Data itu sangat penting, jangan sampai pemerintah minta data kita tidak bisa sediakan data valid atau pake data yang sudah 5 tahun lalu. Makanya data juga harus diperbaharui. Kalau tidak punya data yang valid kita tidak bisa berbicara dengan pihak lain,” tegasnya.(berti)