JAYAPURA-Front Rakyat Papua (FRP) di kota Sorong menggelar aksi menolak Otonomi Khusus (Otsus) Jilid II. Aksi itu diikuti oleh sejumlah Pemuda dan Mahasiswa Sorong, Papua Barat, Kamis 5 November 2010.
Ketika dihubungi BINPA, Minggu, (8/11/2020), Koordinator Aksi Apey Morin mengatakan, digelar aksi bertujuan menolak Otsus yang kian tidak dirasakan oleh masyarakat Papua. Dan Otsus Jilid II juga merupakan bagian dari “gula-gula Jakarta yang diberikan kepada rakyat Papua dan tentunya rakyat akan terus hidupnya menderita.
“Kami Tolak Otsus jilid II, jangan membodoh bodohi kami dengan Otsus kepada orang asli Papua,” Kata Morin.
Ia menilai, Otsus plus merupakan upaya memperpanjang penindasan dan penjajahan di atas tanah Papua. Tentunya, rakyat Papua akan diintimidasi, diteror, ditakuti, dikirik militer dann segala macam bentuk penjajahan dilakukan kepada orang Papua, atas dasar itu Otsus Papua gagal mengindonesiakan orang asli Papua.
“Berikan kami hak penentuan nasib sendiri sebagai solusi demokratis,” katanya.
Kata dia, ada sejumlah tuntutan penolakan sebagai pernyataan sikap
Pertama, menolak dengan tegas perpanjangan pemberlakuan Otonomi Khusus jilid ll dalam bentuk dan nama apa pun di teritorial West Papua (Provinsi Papua dan Papua barat).
Kedua, Menolak segala bentuk kompromi sepihak serta agenda-agenda pembahasan dan keputusan yang tidak melibatkan rakyat Papua selaku subjek dan objek seluruh persoalan Papua.
Ketiga, kembalikan kepada rakyat Papua untuk memilih dan menentukan nasibnya sendiri . Apakah menerima Otsus atau merdeka sebagai Negara.
Empat, mendukung suara 1,8 Juta rakyat Papua yang telah menandatangani petisi pada tahun 2017 yang meminta supervisi internasional dalam penentuan nasib sendiri melalui referendum.
“Jika tuntutan ini tidak di tanggapi maka kami akan melakukan mogok sipil Nasional (MSN) secara damai di seluruh wilayah west Papua,” tegasnya. (Lex)