JAYAPURA-Ketua Panitia Khusus (Pansus) Kemanusiaan Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP), Feryana Wakerkwa,SIP mengungkapan dari hasil peninjauan pihaknya secara langsung di Kabupaten Intan Jaya beberapa waktu lalu, secara umum aktivitas baik pemerintahan, pendidikan, perekonomian dan lain sebagainya tidak berjalan maksimal.
Bahkan lanjut Feryana Wakerkwa, banyak rumah yang seperti tidak ada penghuninya. Padahal, rumah-rumah tersebut ada pemiliknya.
“Jadi sebenarnya situasi yang yerjadi di Intan Jaya memang tidak aman bagi masyarakat di sana. Aktivitas pemerintahan maupun ekonomi dan lainnya agak terganggu,” kata Feryana Wakerkwa ketika ditemui awak media di Kotaraja, Jumat (9/10).
Dikatakannya, dari penuturan warga situasi sebelumnya di Intan Jaya ramai. Tapi situasi berbeda pihaknya temukan ketika berkunjung langsung ke Intan Jaya belum lama ini. Mobilitas warga tidak nampak terlihat. Hanya ada beberapa kios yang buka.
“Mobil-mobil juga hanya beberapa saja yang lalulalang. Begitu juga dengan sepeda motor bisa dihitung dengan jari,” tuturnya.
Diungkapkannya, saat berada di Intan Jaya, pihaknya juga sempat bertemu dengan anak-anak yang hendak pergi ke sekolah. Namun tak lama berselang, anak-anak itu pulang.
“Kami bertanya sama mereka kenapa pulang, mereka jawab tidak ada aktivitas di sekolah,” bebernya.
Feryana pun menambahkan isu yang beredar di media bahwa warga di Hitadipa memilih mengungsi bukan karena mendapat ancaman dari pihak-pihak yang berkonflik. Melainkan warga sudah merasa tidak ada sebab seorang pendeta yang mereka anggap sebagai “pagar” ditembak.
“Intinya kehidupan di Intan Jaya tidak berjalan normal. Situasi mencekam. Saat kami di sana saja kami dengar bunyi tembakan. Kami tidak diperbolehkan keluar rumah. Pagi sebelum kami terbang ke Timika terjadi penyerangan di bandara. Situasi di sana tidak menjamin keamanan warga,” pungkasnya.(nik)
Feryana Wakerkwa: Aktivitas di Intan Jaya Tidak Berjalan Baik
