JAYAPURA – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Provinsi Papua meminta, Kapolri Jendral Polisi Idham Azis mengusut, menangkap serta memproses hukum pelaku pembakaran pataka PDIP yang dilakukan oleh masa pendemo di Jakarta 24 Juni lalu.
Pelaksana Harian Ketua DPD PDIP Papua Ignasius Hasim menjelaskan, alasan pihaknya meminta Kapolri Jendral Polisi Idham Azis mengusut, menangkap dan memproses hukum pelaku pembarakan pataka PDIP karena aksi yang dilakukan pendemo sudah tak sejalan dengan tujuan.
Yang mana lanjut Ignasius Hasim, tujuan pendemo berdemo adalah menolak rancangan undang-undang haluan ideologi pancasila.
“Tetapi fakta di lapangan pendemo meminta menurunkan Presiden Ir H Joko Widodo dan melakukan pembakaran pataka PDI-P serta menyatakan seolah-olah PDI-P adalah PKI,” kata Ignasius Hasim saat memberikan keterangan pers didampingi Sekertaris DPD PDIP Calvin Mansnembra, Bendahara PDIP Willem Wandik dan kader PDIP Papua, Sabtu (27/6).
Menurut Ignasius Hasim, yang seharusnya dikatakan PKI itu adalah pendemo tersebut. Sebab ideologi PDIP sudah jelas yakni Pancasila 1 Juni 1945.
Dan kita konsisten, Â terus berjuang tentang ideologi pancasila, sementara yang mereka perjuangankan itu bukan ideologi pancasila. Mereka memperjuangkan ideologi lain yang bertentangan dengan ideologi pancasila,” tuturnya.
Oleh sebab itu, pihaknya meminta Kapolri Jendral Polisi Idham Azis menangkap dan memproses hukum para pelaku serta dalang dibalik peristiwa itu.
“Saya pikir bahwa ada orang-orang besar yang memboncengi aksi itu. Dan itu harus diungkap. Kami dari timur Indonesia mendorong kapolri mengusut,” tandasnya.
Ditempat yang sama kader PDIP yang juga mantan ketua DPD PDIP Papua periode 2015-2019 Edoardus Kaize,SS mengatakan, sesuai dengan surat DPP yang ditandatangani langsung oleh Ketua Umum Megawati, untuk tidak melakukan tindakan anarkis.
“Kami sangat menghormati itu,” katanya singkat.
Namun demikian lanjut Edo sapaan akrabnya, dirinya meminta kepada pihak terkait untuk tidak melakukan tindakan yang melewati batas kesabaran PDIP.
“PDIP itu punya batas kesabaran. Jadi kalau lakukan pembakaran pataka PDIP itu adalah tindakan yang sangat keji,” ujarnya.
Oleh sebab itu, sebagai kader PDIP, pihaknya tidak akan tinggal diam atas kejadian itu. Dan meminta kepolisian segera mengambil langkah-langkah.
“Karena kamipun bisa ambil tindakan kalau mereka mau ganggu kita. Kami ini “banteng” ketika diganggu akan mengamuk. Jadi kalau banteng lagi tidur tenang jangan diganggu. Karena banteng sekali bangun susah bujuk,” tegasnya.
Edo pun menyampaikan, bahwa aksi melawan pembakaran pataka PDIP dimulai dari Papua. Dan menyeruhkan ke kader dan simpatisan PDIP yang berada di Indonesia Barat untuk melakukan hal yang sama.
“Tindakan pataka PDIP sangat menghina kami oleh sebab itu kita kutuk keras perbuatan tersebut,” pungkasnya.(nik)