JAYAPURA – Perum Bulog Kanwil Papua dan Papua Barat menjamin ketersediaan stok di gudang beras Papua akan bertahan hingga 5 bulan kedepan atau sekitar 30 ribu ton beras PSO maupun beras komersil.
“Artinya stok kita masih mampu untuk stok hari besar keagamaan dan merebaknya covid-19, jika asumsinya penyaluran rutin sebanyak 10 ribu ton perbulannya,” kata Kepala Divisi Regional Perum Bulog Papua dan Papua Barat Sopran Kenedy saat ditemui BintangPapua.Online, Senin (23/3)
Diakui Sopran, Bulog Papua dan Papua Barat juga telah mengajukan kembali minyak goreng sebanyak 56.509 liter, terigu 7.000 kilogram dan gula pasir 5.000 ton, guna ketahanan persediaan.
Bulog menjual beras dengan jenis medium PSO seharga Rp 8.900 per kilogram, serta premium lokal dengan harga Rp 9.600 hingga Rp10 ribu per kilogram di RPK.
Ia menegaskan, perlu adanya perhatian khusus pada upaya distribusi di daerah-daerah minim stok dari daerah yang melimpah seperti pegunungan atau ada khususnya di Wamena.
“Wamena kendalanya flight terbatas dan kuota juga tak banyak baik CBP dan PSO atau beras ASN,” katanya.
Ia meminta, agar masyarakat tak perlu panik buying dengan adanya ekses covid-19 ataupun para pedagang yang mengambil untung.
Sementara, Kepala Operasional CV Maju Makmur, Nur Udin menegaskan, buffer stok dipihaknya hingga 2 bulan kedepan.
“ Stok minyak, tepung, susu dan garam bisa 2 bulan kedepan, beras hanya 1 bulan karena takut rusak, sementara gula tidak masuk karena memang di Jawa harganya sudah Rp 16.700 per kilogram,” katanya melalui pesan di media whatsapp.
Secara terperinci, Nur Udin mengungkapkan bahwa stok gudang ada 37 ton beras, tepung sebanyak 260 ton, minyak sebanyak 42.324 karton dan garam sebanyak 5.321 karton. “Ini masih perjalan ke Papua sebanyak 125 ton beras, tepung sebanyak 300 ton, minyak sebanyak 25.000karton dan garam sebanyak 6.000 karton, hingga 19 maret 2020,” katanya (Sindung)
