JAYAPURA-Salah satu tokoh masyarakat Papua yang juga menjabat Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Papua, Pendeta Lipiyus Biniluk menyarankan agar bahasa daerah suku-suku di Tanah Papua, dimasukkan dalam kurikulum khusus Papua.
Hal itu kata Pendeta Lipiyus Biniluk, dikarenakan saat ini anak-anak muda Papua sudah banyak yang tidak bisa menggunakan bahasa daerahnya.
“Kurikulum afirmasi sangat penting. Di beberapa provinsi di Indonesia sudah ada kenapa di Papua belum ada,” kata Pendeta Lipiyus Biniluk saat ditemui awak media usai menghadiri kegiatan Rapat Dengar Pendapat (RDP) ketua DPR Papua di lantai 13 kantor DPR Papua, Kamis (23/7).
Menurutnya, dengan dimasukkannya bahasa daerah suku-suku di Papua dalam pelajaran sekolah, anak-anak muda Papua akan tahu asal dan jati dirinya.
“Sebagai contoh anak saya, dia tidak tahu bahasa Lanny Jaya cuma tahu Bahasa Indonesia doank. Padahal dia orang Lanny Jaya. Ini yang tidak betul,” contohnya.
Pendeta Lipiyus mengatakan harus ada afirmasi pelajaran bahasa lokal. Dan itu menjadi tugas para akademik sehingga bahasa lokal suku-suku di Papua bisa dimasukan dalam mata pelajaran sekolah.
“Secara teknisnya itu nanti dirancang sama orang-orang yang menekuni dunia pendidikan,” tuturnya.
Ditambahkannya, menurut data yang ada jumlah bahasa lokal di Tanah Papua berjumlah 275 bahasa.
“Jumlah penuturnya masih ada cuman mulai berkurang. Intinya kita perlu hargai budaya lokal,” tandasnya.(nik)