Natan Pahabol : Kenapa Diberikan Kelonggaran?
JAYAPURA – Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Papua Natan Pahabol,S.Pd mengkritik kebijakan Pemerintah Provinsi Papua yang akan membuka kembali penerbangan dan pelayaran penumpang.
Menurutnya, pemerintah harus teliti dalam mengambil kebijakan sebab saat ini Papua khususnya beberapa kabupaten/kota masih masuk dalam zona merah.
“Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Mimika dan beberapa kabupaten lainnya kan masih masuk dalam kategori zona merah. Ini berarti pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota harus teliti tidak langsung memutuskan sesuatu yang akibatnya bisa mengorbankan nyawa dan anggaran,” kata Natan Pahabol via ponselnya, Jumat (5/6).
“Jangan sampai terjadi gelombang susulan covid-19 di Papua,” timpalnya.
Dikatakan Natan Pahabol, seharusnya dalam mengambil keputusan pemerintah harus memperhatikan kondisi jumlah pasien covid-19 yang semakin meningkat.
“Padahal pemerintah sendiri masih memberlakukan PSBB tetapi ini kok malah transportasi dibuka. Ini sama saja buat tembok sekaligus melubangi tembok tersebut,” tuturnya.
Natan pun menilai, kebijakan yang diambil pemerintah sangat membingungkan masyarakat. Seharusnya sambung Natan, pembukaan sarana transportasi udara dan laut dibuka setelah masa perpanjangan PSBB kelima selesai yakni, 19 Juni mendatang.
“Apakah pemerintah bisa menjamin orang yang masuk ke Papua melakukan karantina mandiri atau tidak?,” tanya Natan.
Ditambahkannya, rapid test bukan jaminan apakah seseorang terpapar covid-19 atau tidak. Sebab lanjut Natan, masyarakat bisa terpapar covid-19 kapanpun.
“Tapi kalau memang tetap diberlakukan, pemerintah harus menjalankan protokoler kesehatan sedetail mungkin. Jangan sampai masyarakat jadi korbannya,” pungkasnya.(nik)
