JAYAPURA– Dampak dari konflik di Intan jaya, pendidikan di Hitadipa sudah dua tahun tidak berjalan, 320 siswa SD dan SMP sekolah satu atap YPPGI tidak bersekolah padahal sudah mau ujian.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Intan Jaya Aner Maisini mengatakan, jika pendidikan terganggu lalu bagaimana dengan masa depan anak-anak Intan Jaya khususnya Hitadipa.
“Jika pendidikan terganggu dalam arti anak-anak sekolah SD SMP, SMA, sudah tidak sekolah berarti masa depan anak-anak asli Intan Jaya bagaimana, jadi ini harus dicarikan solusinya,” katanya.
Oleh karena itu ia menyarankan agar pemerintah Intan Jaya dalam hal ini Dinas Pendidikan supaya masing-masing operator Dapodiknya bisa diblokir atau dipindahkan, agar anak-anak mudah untuk pindah sekolah.
“Hal ini perlu dilakukan agar mereka bisa sekolah, karena situasi ini, kita belum bisa pastikan berhentinya kapan, selesainya kapan. Kasihan konflik ini berjalan terus, masa depan anak-anak jadi korban, ” katanya.
Ia minta, lebih baik anak-anak dipindahkan sekolahnya ke Nabire, solusi lainnya membuka satu sekolah dan guru-gurunya dari Intan Jaya dari Hitadipa dan beberapa tempat lainnya di gabungkan.
“Siswa SD yang ada di SD YPPGI satu atap dengan SMP Hitadipa siswa SD 229 orang SMP 93 orang. Karena ini satu atap keseluruhannya 320 siswa, terus yang akan ujian 3 bulan kedepan SD 39 siswa dan SMP 28 siswa,” terangnya.
Hingga saat ini, lanjutnya, ia belum tahu langkah apa yang akan diambil pemerintah menyikapi situasi pendidikan seperti ini, bagaimana kesiapan siswa-siswa yang akan menghadapi ujian, ini yang harus dipikirkan demi masa depan anak-anak Intan Jaya.**