OPM: Kami Tak Butuh Fasilitas dari Indonesia
Akibatnya, akses internet di daerah itu putus tolal, termasuk di Ilaga ibu kota Kabupaten Puncak. Namun akses telepon masih bisa meskipun hanya di beberapa titik.
Kapolres Puncak, AKBP Dicky Hermansyah Saragih mengatakan dua (2) BTS yang dibakar KKB (TPN-OPM) terletak di perbukitan Pingeli, Distrik Omukia dan perbukitan sekitar muara Distrik Mabugi.
Padahal, BTS tersebut baru selesai dibangun pada Desember 2020 lalu. Masyarakat belum genap sebulan merasakan jaringan 4G Telkomsel. Kini, pihaknya masih mendalami pimpinan kelompok pelaku pembakaran tersebut.
“Yang dibakar itu BTS 4 dan BTS 5. Laporan dari warga, pembakaran terjadi pada Kamis (7/1) lalu oleh KKB,” kata Saragih saat dihubungi dari Kota Jayapura, Senin (11/1) siang.
Ihwal pembakaran dua BTS itu diketahui pada Sabtu (9/1) lalu, setelah pihak Palapa Ring Timur mengecek BTS menggunakan helikopter, lantaran tak memancarkan sinyal.
“Genset BTS ditemukan hangus terbakar, (sehingga) pembangkit daya ke tower terputus, juga link radio ke Telkom dan Telkomsel,” jelas Saragih.
Selain itu, jaringan 4G Telkomsel penghubung tiga kabupaten yakni Kabupaten Puncak-Intan Jaya-Puncak Jaya juga terputus.
“Kami masih dalami kelompok KKB mana pelaku pembakaran, dan apa tujuannya,” tambah Saragih.
Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM), Sebby Sambom mengakui pihaknya yang membakar dua (2) BTS tersebut. Alasannya, OPM tidak membutuhkan fasilitas dari pemerintah Indonesia.
“Benar. Kami TPN-OPM yang melakukan pembakaran, karena kami tak butuh fasilitas dari pemerintah Indonesia,” singkat Sebby lewat gawainya.
Sementara itu, Bupati Puncak, Willem Wandik sangat menyayangkan pembakaran BTS tersebut. Sebab, masyarakat sudah sangat lama menanti hadirnya BTS untuk mempermudah biaya komunikasi serta kebutuhan lainnya dengan teknologi di daerah Pegunungan Papua.(tmb)