JAYAPURA- Pemerintah Kabupaten Keerom mengirim satu container berisi 15,5 ton jagung dari Pelabuhan Jayapura menuju ke Kota Blitar, Jawa Timur, Rabu (25/11). Belasan ton jagung itu adalah hasil produksi para pentani di Arsopura, Distrik Skanto.
Pengiriman perdana itu dilepas langsung oleh Pejabat Sementara (Pjs) Bupati Keerom, Dr. Muhammad Ridwan Rumasukun dan disaksikan Kepala Perwakilan BI Provinsi Papua, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas 1 Jayapura, GM PT. Pelindo IV Cabang Jayapura dan lainnya.
Ridwan mengatakan, produksi jagung di Keerom ini merupakan wujud nyata dari realokasi dan recofusing ABPD untuk pemulihan ekonomi masyarakat di tengah pandemic Covid-19.
“Anggarannya dibuat dalam bentuk subsidi untuk membeli bibit, pupuk, dan pestisida, termasuk mesin combine untuk memanen jagung sehingga lebih efisien dan efektif,” jelasnya.
Ia pun mengaku, pengiriman jagung dari Keerom ke Blitar akan terus berlanjut. Apalagi saat ini hasil panen jagung para petani masih tersedia sebanyak 60 ton dan ditambah ada panen setiap tiga minggu sekali.
“Kita upayakan ada komoditas lain yang dikirim keluar. Walaupun saya hanya bertugas sebagai Pjs. Bupati sampai tanggal 5 Desember, saya harap Pemda dan masyarakat melanjutkan hal ini seterusnya secara berkesinambungan,” ujar Ridwan.
Ridwan menambahkan, program yang berjalan di Keerom ini juga akan digunakan Pemerintah Papua untuk menggerakan daerah lain untuk melakukan hal yang sama sesuai dengan komoditas unggulan masing-masing.
“Jadi produksi komoditas di masing-masing daerah nanti tidak habis untuk konsumsi local saja, tapi bisa dijual ke luar sehingga mendapat nilai tambah yang semakin besar,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Keerom, Sunar menyebutkan, 15,5 ton jagung adalah hasil panen satu kelompok tani yang beranggotakan 18 petani.
“Dari 12 hektar lahan, baru sekitar 9 hektar saja yang telah dipanen. Jadi belum dipanen seluruhnya. 1 Kg jagung dijual ke Blitar dengan harga Rp.4.000,” imbuhnya. (Berti)