KEEROM – Pemerintah Kabupaten Keerom dengan dukungan Global Fund melalui kemitraan bersama Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Papua dan Perdhaki melaksanakan kegiatan Pelatihan Kader Malaria Kampung Tahap 3 tahun 2020, baru-baru ini di Arso Grande Hotel, Yuwanain Keerom.
Kepala Dinas Kesehatan Keerom dr. Rony Situmorang mengatakan, bahwa keberadaan kader malaria untuk membantu pelayanan kesehatan dalam penemuan kasus malaria sejak dini di masyarakat pada semua kampung.
“Sehingga kasus malaria dapat ditemukan lebih cepat, lebih dini dan diobati. Keberadaan kader malaria ini memiliki dasar hukum yakni Permenkes RI No. 41 Tahun 2018 tentang Pelaksanaan Deteksi Dini dan Pemberian Obat Anti Malaria oleh Kader Malaria pada Daerah dengan Situasi Khusus,” katanya.
Permenkes ini, lanjutnya, membolehkan kader malaria kampung yang telah terlatih dapat melakukan pemeriksaan darah dan pemberian obat malaria. Kadinkes berharap pada kader yang dilatih ini dapat melaksanakan tugas dengan baik
Ketua Panitia Penyelenggara, Pargomgoman Panjaitan yang juga Kabid. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Keerom dalam laporannya menyampaikan, kegiatan pelatihan kader malaria kampung tahun 2020 ini melibatkan 116 kader yang berasal dari Distrik Skanto, Arso, Mannem, Arso Timur, Waris, Senggi, Web, Yaffi, Towe dan Keisenar. Sebelumnya tahun 2019 Dinas Kesehatan Keerom telah melatih 101 kader malaria kampung. Sehingga total kader malaria kampung yang melayani seluruh kampung di Keerom berjumlah 217 kader. Setiap kader nantinya akan didampingi oleh petugas kesehatan puskesmas sesuai wilayah kerjanya.
Pelatihan Kader malaria berlangsung selama 6 hari dan kader malaria akan dilatih tentang mengenal penyakit malaria, nyamuk penular malaria dan upaya pencegahannya, pemeriksaan darah malaria, pemberian obat anti malaria, pencegahan malaria dengan kelambu dan komunikasi perubahan perilaku.
“Di akhir pelatihan kader mengikuti ujian keterampilan perorangan tentang pemeriksaan darah dan pemberian obat malaria. Dari hasil evaluasi semua kader dinyatakan lulus dan dapat melaksanakan tugas sebagai kader malaria,” katanya.
Tugas utama kader malaria ini adalah melakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk menemukan penderita malaria dengan cara pemeriksaan darah memakai alat tes cepat sehingga dalam waktu 20 menit hasilnya dapat diketahui.
“Jika hasilnya positif kader malaria akan memberikan obat dan kader pun akan memantau minum dan memastikan obat diminum tuntas selama masa pengobatan. Setiap rumah akan dikunjungi oleh kader sebanyak 2 kali/bulan. Kader pada kunjungan rumah juga memantau penggunaan kelambu dan mengedukasi masyarakat untuk cegah malaria,” terangnya.
Para kader malaria ini juga diikutkan sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan dan mendapatkan Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian sehingga memberikan perlindungan bagi kader malaria selama menjalankan tugasydi masyarakat.
Kader malaria kampung yang dilatih mengharapkan dukungan Pemerintah Kampung dan masyarakat kampung sehingga dapat bersama-sama menggempur malaria untuk mencapai eliminasi di Keerom 2025. (Gerald)