DEKAI– Bupati Yahukimo Abock Busup mengatakan, pesawat Wings air yang membawa calon mahasiswa dan pelajar Yahukimo Sabtu (11/07) lalu, bukan carteran tetapi ekstra flight atas dasar pemintaan.
“Itu bukan carteran tetapi ekstra flight harga tiketnya normal dua kali lipat membayar, karena dari Jayapura kosong. Kalau carter itu mahal sekali,” katanya saat dihubungi via ponselnya, Minggu malam (12/07).
Diakuinya, berdasarkan laporan Kabandara, memang betul Sabtu (11/07) ada dua kali penerbangan, yaitu Trigana dan Wings air, Wings air ini yang ekstra flight bukan carteran.
“Karena informasi dari Kabandara, sesuai dengan perhitungan tim koordinasi lapangan yang mengurusi pelajar dan mahasiswa, kalau hanya mengandalkan penerbangan yang schedulenya tiga kali seminggu tidak mencukupi,” katanya.
Untuk mengejar tanggal 15 Juli, pendaftaran terakhir untuk jalur unggulan maka disepakati ekstra flight. Dengan demikian, sisa penerbangan untuk pelajar dan mahasiswa dua flight lagi, yaitu hari Selasa dan Rabu.
“Untuk Selasa dan Rabu di isi pelajar dan mahasiswa yang daftar ulang,” katanya.
Menurut Bupati, selama ini pemda tidak mensubsidi penerbangan untuk penumpang, harga tiket normal seperti biasa, masyarakat membeli dengan harga tiket standar.
“Pemda tidak bisa membiayai calon mahasiswa baru yang akan melanjutkan perguruan tinggi. Pemda akan membiayai apabila sudah sah menjadi mahasiswa tahun akademik 2020/2021,” jelasnya.
Sekedar diketahui, dalam rilisnya, Tim Solidaritas Pemuda dan Masyarakat Yahukimo mengatakan puluhan calon mahasiswa baru (Maba) dan pelajar mencarter pesawat udara Wings Air jenis ATR 72 rute penerbangan Dekai-Yahukimo.
Allem Pahabol salah satu senioritas Tim Solidaritas Pemuda dan Masyarakat Yahukimo yang membidangi negosiator melalui rilis persnya Sabtu,(12/07/2020) mengatakan, guna melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan tinggi dan menengah atas, puluhan para calon mahasiswa baru dan pelajar mencarter pesawat udara Wings Air jenis ATR 72.
Allem menjelaskan, puluhan para calon mahasiswa baru dan pelajar ini ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi dan menengah atas, namun tertahan di Yahukimo lantaran tidak ada penerbangan pesawat udara. Sehingga solidaritas sebagai tim kemanusiaan berjuang hingga memberangkatkan para pelajar dan calon mahasiswa.
“Solidaritas pemuda Yahukimo mampu perjuangkan nasib calon mahasiswa dan pelajar di Yahukimo untuk melanjutkan studi di Jayapura maupun diluar Jayapura,” katanya.
Allem menambahkan, untuk membantu para calon mahasiswa, pihaknya bertemu dengan Dandim Kodim 1715 Yahukimo untuk membantu pesawat Hercules milik TNI AU, dan tiga belas anggota DPRD Kabupaten Yahukimo untuk membantu pesawat komersial lainnya. Semua aspirasi telah diterima namun tidak direspon secara nyata. Sehingga, setelah solidaritas berkomunikasi baik dengan pihak maskapai penerbangan Wings Air dan Trigana Air, akhirnya direspon baik.
” Setiap penerbangan kami (tim solidaritas) diberikan tiga puluh lima kursi, khusus untuk para calon mahasiswa baru dan pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan di Papua dan luar Papua. Dan upaya solidaritas dalam satu minggu telah berangkatkan seratus lima puluh orang menggunakan pesawat terjadwal dan tujuh puluh calon mahasiswa dan pelajar lagi pake pesawat carteran,” jelasnya.
Ia menambahkan, dirinya menilai jika pemerintah daerah memfasilitasi pesawat bagi para calon mahasiswa baru dan pelajar yang ingin melanjutkan pendidikan di Papua dan luar Papua, para calon mahasiswa baru dan pelajar tidak mungkin mencarter menggunakan uang pribadi. Namun, karena pemerintah daerah tidak bekerja maksimal dalam mengatasi kebutuhan utama para generasi Yahukimo untuk melanjutkan pendidikan di Papua dan luar Papua, sehingga para calon mahasiswa baru dan pelajar harus mengorbankan uang untuk mencarter pesawat menggunakan uang pribadi.
Sementara itu, Chacky Kobak anggota Tim Solidaritas Pemuda dan Masyarakat Yahukimo menyatakan, secara pribadi dan atas nama solidaritas menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh anggota Tim Solidaritas yang bekerja dengan semangat dan tidak mengenal lelah.
“Kawan-kawan solidaritas yang begitu semangat, tidak mengenal lelah kerja keras untuk memperjuangkan nasib SDM Yahukimo kedepan, bagi calon mahasiswa baru angkatan 2020. Walaupun banyak kendala yang kami hadapi namun kami mampu mengatasi dan terbukti hari ini Solidaritas bersama calon siswa baru sanggup carter pesawat wings, dan ini saya rasa rekor baru bagi Indonesia dan dunia,” katanya.
Kobak menambahkan, dirinya merasa kesal sebab selama ini pemerintah daerah tidak melihat baik kebutuhan dan kendala utama yang dialami oleh para calon mahasiswa baru, dan pelajar yang menurutnya merupakan sumber daya manusia yang akan memajukan Kabupaten Yahukimo kedepan. (Ruland Kabak/nk)