BerandaPolitikRumah Sakit Cari Uang atau Pelayanan Kesehatan?

Rumah Sakit Cari Uang atau Pelayanan Kesehatan?

JAYAPURA-Wakil Ketua II Dewan Perwakilan Rakyat Papua, Edoardus Kaize,SS meminta rumah sakit yang ada di Papua untuk mengutamakan pelayanan kesehatan terhadap pasien yang datang berobat.
“Rumah sakit harus bersikap terbuka. Entah itu rumah sakit pemerintah maupun swasta. Siapa suruh buat rumah sakit? Tujuan buat rumah sakit bikin apa cari uang atau pelayanan kesehatan?” tanya Edoardus Kaize saat ditemui awak media di Pantai Holtekamp, Sabtu (27/6).
“Kalau cari uang ya beritahu jelas bahwa rumah sakit hanya terima yang punya uang. Kalau untuk pelayanan kesehatan jangan. Supaya kalau orang yang tidak punya uang tidak datang berobat,” timpalnya.
Dikatakannya, dari sisi anggaran tak ada alasan bagi rumah sakit pemerintah tidak memiliki anggaran. Berbeda dengan rumah sakit swasta. Namun dari segi pelayanan sama-sama harus mengutamakan pelayanan kepada pasien.
“Tidak ada rumah sakit pemerintah tidak punya uang. Kalau swasta okelah. Tapi dari segi pelayanan ya sama mau swasta atau pemerintah utamakan pelayanan,” ujarnya.
Edo Kaize pun menyinggung soal aksi penolakan yang dilakukan oleh lima rumah sakit di Kota Jayapura terhadap korban laka tunggal sehingga menyebabkan korban meninggal dunia, masuk dalam kategori pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM).
“Orang punya hak hidup karena ditolak-tolak akhirnya meninggal dunia, itu tidak boleh,” mirisnya.
Oleh sebab itu, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap rumah sakit yang menolak korban laka tunggal Almarhum Hanafi Retob.
“Akan kami evaluasi baik (rumah sakit,red) swasta maupun pemerintah, karena rumah sakit adalah tempat pelayanan bukan tempat cari uang atau berbisnis,” ucapnya.
Ditambahkan, untuk rumah sakit selain RSUD Jayapura dan RSU Abepura, yang ingin melayani pasien umum tapi takut terpapar Covid-19, segera informasikan ke pemerintah. Sehingga pemerintah bisa memberikan bantuan Alat Pelindung Diri (APD).
“Setelah Covid-19 muncul semua penyakit hilang yang ada hanya Covid-19. Yang malaria jadi Covid-19, flu biasa jadi Covid-19. Jadi sakit malaria tidak ada yang ada Covid-19. Ini apa sebenarnya, kita tidak serius kita mau jadikan semua orang Covid-19, tujuannya untuk apa?” tanyanya mengakhiri.(nik)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer

Komentar Terbaru

error: Content is protected !!