WAMENA -Masyarakat Kabupaten Jayawijaya meminta, agar Telkomsel membenahi akses internet di Wamena yang selama ini tidak bisa diakses dengan baik oleh masyarakat setempat. Permintaan tersebut disampaikan tokoh pemuda Jayawijaya Bony Lany Selasa,(23/06).
Bony mengakui, sejak masuknya Telkomsel di Wamena hingga kini kualitas internet sangat buruk, dibanding dengan daerah lain yang kualitas internet sangat bagus.
Dirinya mengaku, selama ini pihak Telkomsel tidak memberikan pelayanan internet yang baik, sehingga masyarakat Jayawijaya tidak bisa menikmati pelayanan internet dengan baik.
” Daerah lain di pesisir itu kualitas internet sangat bagus, tapi di Wamena dari dulu sampai sekarang kualitas internetnya terus begini buruk,” ungkapnya.
Diakuinya, sebelumnya masyarakat telah melakukan aksi demo. Namun hingga saat ini pihak Telkomsel tidak merespon apa yang menjadi permintaan mereka.
Jika pihak Telkomsel tidak merespon permintaan masyarakat, dirinya mengecam keras akan melakukan aksi yang lebih besar yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat Jayawijaya. Dan meminta agar putuskan kerja sama dengan Telkomsel. Karena pelayanan Telkomsel selama ini tidak dirasakan baik oleh masyarakat.
” Kami kasih waktu satu minggu, jika satu minggu ini tidak ada respon sama sekali maka kami akan turun aksi dengan jumlah yang banyak dan Telkomsel angkat kaki dari Jayawijaya,” tegasnya.
Bony Lany menambahkan, dirinya meminta agar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Jayawijaya membuat Pansus dan menyuarakan apa yang menjadi kendala rakyat Jayawijaya.
Bony berharap, pihak Telkomsel secepatnya menjawab tuntutan masyarakat Jayawijaya dengan menormalkan kembali akses internet yang selama ini sangat buruk.
Sementara itu, Rein Itlay salah satu pelajar mengakui, dirinya mengalami kendala untuk mengikuti pendaftaran online calon mahasiswa baru lantaran jaringan internet di Jayawijaya yang tidak bisa akses dengan baik.
” Saya mau daftar calon mahasiswa baru tapi loading lama sekali,” ungkapnya.
Itlay menambahkan, untuk mendaftar calon mahasiswa dirinya harus mencari WiFi dan warnet dengan mengeluarkan biaya yang sangat banyak. ( Ruland Kabak).