BerandaPolitikLegislator Pertanyakan Pengawasan di Masa Relaksasi

Legislator Pertanyakan Pengawasan di Masa Relaksasi

Masyarakat Papua Harus Menjadi Dokter untuk Diri Sendiri

JAYAPURA-Tak ada satupun orang di dunia ini yang tahu kapan pandemik covid-19 akan berakhir. Di isi lainnya juga, belum ada satupun negara di dunia yang menemukan obat/vaksin dari pada virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Thiongkok akhir 2019 ini.
Oleh sebab itu, Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Papua Natan Pahabol,S.Pd mengimbau kepada masyarakat Papua untuk menjadi dokter bagi diri sendiri.
Dijelaskannya, maksud dari menjadi dokter bagi diri sendiri adalah, masyarakat harus mematuhi protokoler Covid-19 yang telah ditentukan pemerintah. Yakni, menggunakan masker, jaga jarak dan menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan.
“Angka penderita Covid-19 terus meningkat sedangkan SDM di bidang medis terbatas ditambah peralatan juga kurang memadahi, (sehingga) cara terbaik adalah menjadi dokter bagi diri sendiri agar tidak terpapar virus apapun,” kata Natan Pahabol ketika menghubungi Bintang Papua Online via seluler, Minggu (21/6).
Dikatakannya, relaksasi kontekstual yang sementara diterapkan oleh pemerintah saat ini, tidak dibarengi dengan pengawasan yang ketat terhadap masyarakat. Sehingga dengan begitu masyarakat yang sudah mulai jenuh dengan keadaaan saat ini, sudah tidak lagi memikirkan atau mematuhi protokoler kesehatan yang telah ditetapkan.
“Iya ini kan memang masyarakat sudah jenuh mulai dari lockdown 1,2 dan ketiga sekarang relaksasi tanpa ada pengawasan ya masyarakat seakan mengabaikan standar kesehatan Covid-19. Dan memang saya lihat sendiri kalau aktivitas masyarakat sudah tidak lagi menjaga jarak seakan sudah normal kembali,” ujarnya.
Oleh sebab itu lanjut Natan Pahabol, pemerintah melalui instansi terkait harus melakukan pengawasan yang ketat di masa relaksasi tahap 2 ini. Jangan sampai dengan diberlakukannya relaksasi ini muncul gelombang kedua penyebarang virus Corona di Papua.
“Jadi pemerintah ini hanya buat nama relaksasi saja, tapi norma atau aturan di dalamnya tidak dilakukan,” ucapnya.
Natan pun mempertanyakan, mengapa di masa relaksasi tahap 2 ini sudah tidak ada pengawasan yang ketat oleh pihak terkait. Padahal angka pasien Covid-19 terus bertambah.
“Kemarin waktu lockdown itukan jumlahnya baru puluhan atau ratusan itu dilakukan penjagaan dan pengawasan sangat ketat. Kok sekarang yang jumlahnya sudah seribu lebih malah tidak diawasi?” tanya Natan Pahabol.(nik)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Populer

Komentar Terbaru

error: Content is protected !!