SENTANI-Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Papua Bangkit Hengky Hiskia Jokhu menyatakan Mathius D Fakhiri yang maju sebagai Bakal Calon Gubernur Papua periode 2024-2029 akan membawa perubahan besar di Papua.
“Bapak lihat pak MDF (Mathius D Fakhiri) yang merupakan jenderal berbintang tiga ini memungkinkan untuk (melakukan) perubahan yang terjadi di Tanah Papua ini. Itu sangat memungkinkan, artinya dengan seorang jenderal berbintang tiga ini punya akses kemana-mana baik itu, akses ke TNI, akses ke Polri maupun akses ke pemerintahan, yang bisa memberikan komando dari pusat sampai ke daerah (provinsi hingga ke kabupaten/kota),” katanya.
Hengky Jokhu sapaan akrabnya menegaskan bahwa itu yang akan membuat masyarakat semakin bergeliat (melihat) bahkan ikut berpartisipasi dalam percepatan pembangunan.
“Dan, itu yang sebenarnya di harapkan oleh pemerintah pusat. Jadi, kita jangan terlalu banyak mengeluh atau semacam mengemis, oh kita di Papua begini dan begitu. Padahal dana atau anggaran yang di berikan itu terlalu besar kepada kita di Provinsi Papua. Harus jujur kita mengakui itu, karena terlalu besar dana yang di kucurkan ke Provinsi Papua dengan populasi penduduk yang jumlahnya sedikit ini di Papua mendapat dana yang begitu luar biasa,” ujarnya.
“Tetapi, masyarakat Papua hidup dengan berbagai euforia dan berbagai keluhan itu, maka orang harus bertanya kenapa bisa begitu. Kalau pepatah Yahudi bilang, orang sakit makan ayam itu hanya dua kemungkinan, yaitu orangnya sakit hampir mati. Sedangkan, orang miskin makan ayam hanya dua kemungkinan, yakni orangnya sakit dan mau mati minta makan ayam atau ayamnya yang sakit,” sambungnya.
“Itu sebagai pandangan, karena di Papua banyak orang yang mengeluh itu hanya dua kemungkinan. Kamu tidak mampu atau pejabatnya yang sangat korup hanya itu. Dan, pers tentunya tau bagaimana reaktif dalam setahun berjalan otonomi khusus (Otsus) dengan dana yang melimpah tersebut,” sambungnya lagi.
Dikatakannya, jika orang Papua tetap hidup dalam kemiskinan ini dengan pola yang sama, maka orang barat (kulit putih Australia) bilang bahwa mereka bisa membawa keluar dari dalam hutan, tetapi sifat hutannya tidak bisa keluar dari diri mereka sendiri.
“Ini yang banyak terjadi, bisa bicara euforia kita harus begini dan kita harus begitu, tetapi tidak mampu berubah. Padahal pemerintah sudah memberikan regulasi dengan kasi uang untuk kamu berubah. Namun nyatanya di Papua sampai hari ini kemiskinan masih saja merata dan itu harus di perhatikan dengan baik oleh gubernur terkhususnya bupati/walikota. Hal ini harus cepat menterjemahkan dan melaksanakan kebijakan-kebijakan,” tutup mantan Ketua Kadin Kabupaten Jayapura ini.(*)