SENTANI-Tokoh adat, aktivis dan pemuda yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Demokrasi Kabupaten Jayapura (MPDKJ) melakukan pernyataan sikap penolakan terhadap Calon Wakil Bupati (Cawabup) Jayapura dari luar Kabupaten Jayapura.
Ondofolo Kampung Atamali, Septinus Ibo yang membacakan pernyataan sikap penolakan terhadap Calon Wakil Bupati Jayapura yang tidak berasal dari Kabupaten Jayapura didampingi sejumlah aktivis dan tokoh pemuda Kabupaten Jayapura ketika memberikan keterangan pers di salah satu cafe di Kota Sentani, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (13/8) 2024.
Dirinya menuturkan, menyikapi dinamika politik yang bergulir di Kabupaten Jayapura dengan berbagai macam kepentingan, baik kelompok, suku, ras, dan golongan maka sebagai masyarakat yang mencintai demokrasi yang bersih, jujur dan adil sangat menginginkan figur calon pemimpin itu dengan beberapa kriteria.
“Kami menginginkan calon wakil bupati yang akan maju pada pesta demokrasi (Pilkada) di Kabupaten Jayapura itu adalah benar-benar figur yang pertama itu sudah di kenal luas oleh masyarakat Kabupaten Jayapura, bahkan memiliki hubungan emosional karena selalu ada saat masyarakat butuhkan tanpa memandang ras, kelompok, agama, suku dan etnis. Kemudian yang kedua, selalu memberikan kontribusi, baik berupa pikiran, ide maupun gagasan dalam pembangunan,” tuturnya.
“Selanjutnya, figur yang ringan tangan dalam membantu kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Keempat adalah di kenal oleh tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, tokoh perempuan, tokoh agama atau tokoh Gereja. Serta, kelima itu harus memiliki kepedulian dan semangat dalam membangun masyarakat di Bumi Khenambay Umbay,” kata ondofolo yang juga Wakil Ketua I Dewan Adat Suku Sentani (DASS) ini.
Menurut Septinus Ibo, Wakil Bupati Jayapura itu minimal menguasai Kabupaten Jayapura artinya figur yang selalu memberikan kontribusi pembangunan di daerah ini.
“Kami berharap saudara-saudara sebagai calon bupati Jayapura dapat mempertimbangkan calon wakil bupati yang nantinya saudara-saudara pilih. Sebab, kami sebagai masyarakat adat dan Paguyuban Nusantara di Kabupaten Jayapura menolak tegas calon wakil bupati yang tidak pernah di lihat karya baktinya atau sepak terjangnya di Kabupaten Jayapura, apalagi dengan calon bupati yang hidup di luar atau bukan penduduk Kabupaten Jayapura,” tegasnya.
“Kami tolak (bakal) calon wakil bupati Jayapura yang tidak memiliki rekam jejak yang baik dalam bingkai kebersamaan di daerah ini. Jadi, kami ingin saudara-saudara yang maju sebagai calon bupati Jayapura dapat memilih pasangannya sebagai calon wakil bupati tanpa harus melukai kami yang ada di kabupaten Jayapura,” sambungnya tegas.
Pihaknya akan mendukung saudara-saudara menjadi Bupati Jayapura asalkan calon wakilnya adalah orang yang berasal atau tinggal di Kabupaten Jayapura.
“Tentunya, kami sepakat mendukung saudara-saudara sebagai calon Bupati Jayapura, jika wakil bupati yang digandeng itu dapat memenuhi kriteria yang kami inginkan. Kepada saudara-saudara yang maju calon bupati Jayapura agar dapat mempertimbangkan dengan baik sebelum menetapkan atau memilih pasangannya,” ujarnya.
Di Kabupaten Jayapura banyak figur-figur yang mumpuni untuk menjadi calon wakil Bupati Jayapura, baik itu dari Orang Asli Papua (OAP) dan juga saudara-saudara dari Nusantara.
“Salah satunya saudara kita dari Nusantara yang lahir dan besar di Papua, yang sudah menjadi bagian dari diri kami, apalagi sudah memiliki sifat ke-Papuaan yang sangat melekat, mengerti dan paham lingkungan kami, baik dari segi adat dan bahkan budaya,” katanya.
“Salah satunya kami sudah sangat mengenal saudara kita, yakni Jhoni Lumbaa selaku Ketua Ikatan Keluarga Toraja (IKT) Kabupaten Jayapura yang sudah sangat layak mendampingi saudara-saudara menjadi calon Bupati Jayapura. Itulah yang kami harapkan agar beliau dapat mendampingi saudara-saudara sebagai calon Bupati Jayapura,” tambahnya.
Senada dengan itu, Manasse Bernard Taime salah seorang aktivis pemuda juga mengungkapkan, Kabupaten Jayapura ini sangat butuh figur yang datang dari tangisan rakyat dan mereka adalah figur yang hidup dan tinggal di Kabupaten Jayapura.
“Jadi, calon Bupati Jayapura jangan asal pilih calon wakilnya yang tidak tahu tentang Kabupaten Jayapura,” kata pria yang juga Ketua Forum Peduli Kemanusiaan (FPK) Kabupaten Jayapura ini.
Kepada (bakal) Calon Wakil Bupati Jayapura yang ingin maju pada kontestasi Pilkada 2024, yang tidak tahu bahkan tidak pernah berkontribusi bagi Kabupaten Jayapura itu harus tahu malu dan mundur dari pencalonan wakil kepala daerah di Bumi Khenambay Umbay.
“Kami sebagai masyarakat Kabupaten Jayapura, baik OAP dan saudara-suadara kami dari Paguyuban Nusantara banyak memiliki figur hebat yang mampu bertarung di Pilkada kali ini. Kami tidak minim figur di daerah ini,” tegasnya.
Apabila masih ada Calon Bupati yang tetap pilih orang dari luar Kabupaten Jayapura sebagai calon wakil bupati atau pendampingnya, maka pihaknya selaku aktivis pemuda siap bertindak dengan tegas.
Selain Ondofolo Kampung Atamali Septinus Ibo dan Menasse Bernard Taime, pernyataan sikap dan konferensi pers terkait penolakan terhadap Calon Wakil Bupati dari luar Kabupaten Jayapura itu juga dihadiri sejumlah aktivis atau tokoh pemuda seperti Nelvis M. Ibo, Aris Kreutha, Harun Siriyei, Demianus Dike, Benyamin dan Vichtor Toam.(iko)