JAYAPURA-Dua wasit perwakilan Asosiasi Provinsi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Asprov PSSI) Papua yang mengikuti seleksi wasit Liga 1 dan 2 di Jakarta dinyatakan gugur.
Hal ini dikemukakan oleh Ketua Bidang Perwasitan Asprov PSSI Papua, Maikel Merahabia kepada Bintang Papua saat ditemui di Kampung Nafri, Kota Jayapura, Papua, Rabu (21/6).
Menurutnya, memang seleksi tahun ini sangatlah ketat karena instruktur wasit yang digunakan PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir dari Jepang dan mantan wasit piala dunia yakni Yoshimi Ogawa (Member of Japan, Football Assocation Referee Committe) dan Toshiyuki Nagi (JFA Referre Instructor, JFA Top Amateur Referees Manager).
“Dua wasit yang kami kirim ke sana gagal karena ketatnya seleksi dengan standar tinggi,” jelasnya.
Maikel yang juga seorang anggota TNI ini pun menyebut bahwa Asprov PSSI Papua mengutus empat (4) orang untuk mengikuti seleksi wasit Liga 1 dan 2 namun yang berangkat hanya 2 orang.
“Empat orang itu adalah Rizki Tuharea, Indra Yudistira, Kevin Yarona itu wasit dan asisten wasit Yos Ruayari dari Kabupaten Keerom. Dan yang berangkat hanya dua orang karena ada biaya, dan dua lainnya tidak berangkat karena terkendala biaya,” sebutnya menjelaskan.
Kegagalan kata Maikel, itu disebabkan karena kesiapan fisik yang tidak dipersiapkan dengan baik sehingga ketika di tes di sana tidak memenuhi standar yang diminta.
“Instruktur dari Jepang makanya benar-benar aturan FIFA yang dipakai untuk menguji peserta wasit dari seluruh Indonesia. Bukan saja perwakilan dari Papua yang gugur, banyak dari daerah lainnya pun gugur,” ungkapnya.
Dikatakannya, selain fisik yang kurang dipersiapkan dengan baik, kelemahan berikutnya adalah sering mengalami keram di kaki pada saat di tes fisik.
“Kendala-kendala ini yang sering kami jumpai di lapangan pada saat seleksi,” ucapnya.
“Seleksinya juga pun pakai musik (sehingga) berat untuk wasit-wasit kita beradaptasi. Dulu kan tidak pakai musik (sehingga) banyak yang lolos,” sambungnya.
Maikel berharap ke depan ada generasi muda Papua yang tertarik jadi wasit karena jumlah wasit Papua saat ini sangat minim.
“Jumlah wasit Papua sangat minim makanya harus ada yang mau jadi wasit. Dan kalau mau jadi wasit fisik dan mental harus terus dijaga dengan baik,” pesannya.
Maikel mengakui bahwa informasi mengenai seleksi ini juga pun mendadak sehingga keempat wasit ini pun tidak sempat mencari sponsor dari luar.
“Saya dapat informasi jam 00.30 WIT, dan saya langsung informasikan kepada mereka. Kalau yang punya biaya, bisa langsung berangkat, kalau yang tidak punya ya tidak bisa,” sebutnya lagi.
Tahun depan, ujar Maikel Merahabia, empat wasit akan dipromosikannya untuk menjadi wasit Asprov Papua.
“Dua dari Merauke dan duanya lagi dari Biak, dan keempat orang ini adalah anggota. Kalau anggota tidak berat karena fisik mereka pasti terus terjaga,” pungkasnya.(yud)