JAYAPURA–Yayasan Ekosistim Nusantara Berkelanjutan (EcoNusa) melalui kampanye Defending Paradise menyuarakan pentingnya pelestarian hutan hujan tropis di Tanah Papua yang tidak hanya bisa dilakukan oleh pemerintah atau aktivis penggiat lingkungan di Papua, melainkan juga oleh seluruh masyarakat, termasuk seniman. Slank sebagai salah satu band di Indonesia yang kerap menunjukkan rasa cintanya terhadap bumi lewat lagu-lagunya, berpartisipasi dalam kampanye Defending Paradise. Selain grub band Slank, Upaya perlindungan dan pelestarian hutan Papua juga dilakukan oleh komunitas Papua Jungle Chef yang diketuai oleh Chef Charles Toto.
Vokalis Slank, Akhadi Wira Satriaji atau yang lebih akrab disapa Kaka Slank, datang langsung melihat kondisi hutan Papua melalui kegiatan flyover di wilayah udara Kabupaten Merauke, Boven Digoel, Keerom, dan Jayapura. Kaka Slank ingin melihat secara langsung hutan yang menjadi habitat burung cenderawasih Papua. Kaka Slank mengatakan Papua memiliki kekayaan yang luar biasa dari hutan, laut budaya serta kulinernya. “Hutan itu harta, itu kekayaan. Standar orang kaya itu Papua. Semua punya, hutan punya, laut bagus, keramahtamahan mereka punya, keragaman kuliner juga punya. Kekayaan bisa habis, sekarang tergantung manusianya, mau tidak untuk menjaga dan masih ingin memiliki hutan Papua,” katanya dalam press release yang diterima Bintang Papua,” Senin (27/9). Upaya perlindungan dan pelestarian hutan Papua juga dilakukan oleh komunitas Papua Jungle Chef yang diketuai oleh Chef Charles Toto. Chef Charles Toto sudah sejak tahun 1997 silam mempraktikan dan mendampingi masyarakat di banyak kampung di Papua dan Papua Barat untuk mengolah berbagai komoditas pangan yang kaya di hutan menjadi kuliner khas Papua, tanpa merusak ekosistemnya. Cerita pentingnya kolaborasi untuk menjaga kelestarian hutan hujan Papua disampaikan dalam Ngobrol Santai ‘Hutan Papua Dalam Perspektif Seniman’, Jumat (24/9). Hadir sebagai narasumber adalah Kaka, Vokalis Slank; Chef Charles Toto, Founder Papua Jungle Chef dan Bustar Maitar, CEO Yayasan EcoNusa. Hutan di Papua menjadi rumah bagi beragam fauna salah satunya Burung Cenderawasih. Kehilangan area hutan di Tanah Papua tak hanya mengancam keberadaan Cenderawasih sebagai satwa dilindungi dan identitas budaya masyarakat setempat, melainkan juga mengancam keberlangsungan seluruh rantai kehidupan dalam ekosistem serta kehidupan masyarakat adat dan budaya warisan turun temurun. CEO Yayasan EcoNusa, Bustar Maitar menyatakan bahwa menyuarakan pentingnya menjaga kelestarian hutan hujan tropis di Papua harus selalu dilakukan karena surga di Tanah Papua ini mulai terancam. Berkolaborasi dengan berbagai pihak, salah satunya seniman, menjadi upaya untuk menggaungkannya. “Alam menyediakan semua untuk kita. Surga di alam Papua mulai terancam dan perlahan akin habis jika kita, yang di Papua dan wilayah lain di Indonesia, tidak turut menjaganya. Itu yang kami ingin suarakan dengan Defending Paradise. Kita mempertahankan surga yang kita punya, yang juga menjadi rumah burung cendrawasih yang menjadi ikon disini yang tidak boleh dipakai sembarangan. Orang yang tinggal di kota justru harus belajar dari masyarakat yang tinggal disekitar hutan untuk menjaga hutan dan alam. Melalui makanan dan musik, diharapkan dapat menyentuh masyarakat lebih luas untuk menyampaikan pesan penting dari hutan di Tanah Papua,” jelasnya. Tempat tinggal, udara, makanan, air dan seluruh elemen kehidupan lainnya diberikan oleh alam. Chef Charles Toto menyatakan bahwa hutan adalah pasar bagi masyarakat Papua yang dapat ‘belanja’ memenuhi kebutuhan pangan tanpa mengeluarkan uang. “Kita harus menjaga agar orang di Papua tetap mengkonsumsi apa yang menjadi makanan lokalnya, seperti umbi-umbian. Jangan sampai masyarakat lokal dianggap ‘gaul’ kalau mengkonsumsi makanan dari luar. Ini saatnya orang banyak, orang yang tinggal di kota-kota besar tahu rasa dan makanan lokal,” jelasnya. Tidak hanya menjelaskan tentang kekayaan pangan yang ada di hutan, Chef Charles Toto juga memasak langsung makanan khas yang terbuat dari sagu dan sayuran yang tumbuh di dalam hutan. “Apa yang dikonsumsi pada acara hari ini semua bahan baku kita ambil dari dalam hutan sini. Misalnya sayur lilin yang punya protein tinggi sama seperti telur. Ini yang banyak orang tidak tahu tapi masyarakat adat sudah lama jaga ini. Pesan bagi masyarakat muda untuk jaga hutan maka hutan akan jaga kita,” ujarnya. Tanah Papua merupakan gugusan hutan tropis terbesar di Indonesia yang berkontribusi menjaga iklim dan mendukung kehidupan, terutama bagi masyarakat adat yang hidup di sekitarnya.(yud)