JAYAPURA-Lima (5) distrik di Kabupaten Keerom belum bisa melakukan Proses Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) secara langsung di sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua Christian Sohilait,ST,M.Si mengungkapkan lima distrik tersebut yakni Distrik Arso, Distrik Arso Barat, Distrik Arso Timur, Distrik Mannem dan Distrik Skanto.
“Hari ini saya terima laporan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Keerom, mereka sudah membagi ada lima distrik yang tidak boleh melakukan kegiatan (Belajar Mengajar,red) tatap muka,” kata Christian Sohilait saat ditemui awak media di kantornya, Rabu (5/8).
Sedangkan distrik lainnya, lanjut Sohilait, sudah mendapatkan rekomendasi dari gugus tugas di kabupaten tersebut, untuk melalukan PKBM secara langsung di sekolah.
“Ada beberapa distrik yang gugus tugasnya sudah merekomendasi melakukan aktivitas,” tuturnya.
Dikatakannya, sejauh ini sudah ada beberapa kabupaten yang telah memberikan laporan ke pihaknya terkait persiapan PKBM secara langsung di sekolah. Yakni, Kabupaten Kepulauan Yapen, Supiori dan Sarmi.
Bahkan sambung Sohilait, dari laporan para guru di Sarmi, anak-anak sangat antusias untuk masuk sekolah kembali.
“Anak-anak di Sarmi ini sampai duduk di pinggir jalan menunggu informasi dari provinsi kapan sekolah bisa dibuka kembali,” ungkapnya.
“Merauke akan memberikan laporan karena mereka sedang menunggu pertemuan dengan DPRD setempat,” tambahnya.
Namun yang terpenting lanjut Kadis Sohilait, kesehatan dan keselamatan guru serta murid yang paling penting. Jangan sampai kata Sohilait, muncul cluster baru penyebaran virus Corona di kabupaten-kabupaten yang sudah membuka sekolah.
“Jangan sampai muncul cluster baru yakni cluster sekolah. Itu kita tidak mau terjadi. Makanya kita semua awasi,” ujarnya.
Ditambahkannya, untuk daerah yang sudah membuka kembali sekolah-sekolah, pihaknya akan melakukan evaluasi setelah 10 hari ke depan.
Dalam evaluasi itu kata Sohilait, ada tiga hal utama yang akan dilihat, pertama apakah ada potensi guru dan murid terpapar virus Corona. Kedua, bagaimana dengan pasca-buka itu kekurangan mereka dilengkapi. Ketiga, partisipasi masuknya anak-anak.
“Ini kan macam-macam kita mau lihat misalkan satu sekolah siswa 100 orang apakah saat kita buka 50 orang yang masuk atau semuanya masuk,” pungkasnya.(nik)
Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Papua Christian Sohilait,ST,M.Si mengungkapkan lima distrik tersebut yakni Distrik Arso, Distrik Arso Barat, Distrik Arso Timur, Distrik Mannem dan Distrik Skanto.
“Hari ini saya terima laporan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Keerom, mereka sudah membagi ada lima distrik yang tidak boleh melakukan kegiatan (Belajar Mengajar,red) tatap muka,” kata Christian Sohilait saat ditemui awak media di kantornya, Rabu (5/8).
Sedangkan distrik lainnya, lanjut Sohilait, sudah mendapatkan rekomendasi dari gugus tugas di kabupaten tersebut, untuk melalukan PKBM secara langsung di sekolah.
“Ada beberapa distrik yang gugus tugasnya sudah merekomendasi melakukan aktivitas,” tuturnya.
Dikatakannya, sejauh ini sudah ada beberapa kabupaten yang telah memberikan laporan ke pihaknya terkait persiapan PKBM secara langsung di sekolah. Yakni, Kabupaten Kepulauan Yapen, Supiori dan Sarmi.
Bahkan sambung Sohilait, dari laporan para guru di Sarmi, anak-anak sangat antusias untuk masuk sekolah kembali.
“Anak-anak di Sarmi ini sampai duduk di pinggir jalan menunggu informasi dari provinsi kapan sekolah bisa dibuka kembali,” ungkapnya.
“Merauke akan memberikan laporan karena mereka sedang menunggu pertemuan dengan DPRD setempat,” tambahnya.
Namun yang terpenting lanjut Kadis Sohilait, kesehatan dan keselamatan guru serta murid yang paling penting. Jangan sampai kata Sohilait, muncul cluster baru penyebaran virus Corona di kabupaten-kabupaten yang sudah membuka sekolah.
“Jangan sampai muncul cluster baru yakni cluster sekolah. Itu kita tidak mau terjadi. Makanya kita semua awasi,” ujarnya.
Ditambahkannya, untuk daerah yang sudah membuka kembali sekolah-sekolah, pihaknya akan melakukan evaluasi setelah 10 hari ke depan.
Dalam evaluasi itu kata Sohilait, ada tiga hal utama yang akan dilihat, pertama apakah ada potensi guru dan murid terpapar virus Corona. Kedua, bagaimana dengan pasca-buka itu kekurangan mereka dilengkapi. Ketiga, partisipasi masuknya anak-anak.
“Ini kan macam-macam kita mau lihat misalkan satu sekolah siswa 100 orang apakah saat kita buka 50 orang yang masuk atau semuanya masuk,” pungkasnya.(nik)